MAKALAH
Model-Model Pembelajaran Terpadu
(Model Connected, Webbed, Integrated,
Nested)
Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah:
Pembelajaran Terpadu
Dosen Pengampu:
Drs.
Jaino, M.Pd.
Disusun oleh:
1.
Claudia
Kartikasari (1401512019)
2.
Mikha Lambertus Randongkir (1401512024)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Melalui
pembelajaran terpadu ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga
dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi hal-hal yang
dipelajarinya. Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan belajar bagi para siswa sekolah dasar. Bermakna disini memberikan
arti bahwa, pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran. Dalam pelaksanaannya, perlu
mengikuti prosedur yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
terpadu.
Untuk
itu, perlu dipelajari persyaratan pelaksanaan pembelajaran terpadu agar
pelaksanaannya dapat maksimal dan bermakna bagi peserta didik.Selain itu, perlu
dipelajari pula mengenai model-model dari pembelajaran terpadu, sehingga guru
dapat memilih model yang tepat pada saat pembelajaran. Manfaat dari
pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata
pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa.Sebagai guru,
haruspandaidalammemilihtopik yang sesuaidalammembimbingpembelajaran.
1.2
RumusanMasalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran terpadu?
2. Bagaimanakah persyaratan pembelajaran
terpadu?
3. Apa sajakah jenis-jenis model
pembelajaran terpadu?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan dari
model-model pembelajaran terpadu?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran terpadu.
2. Menjelaskan persyaratan pembelajaran terpadu.
3. Menjelaskan model-model pembelajaran terpadu beserta
kelebihan dan kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran.
Pelaksanaan
pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal
ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi
merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang
dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran
maupun antarmata pelajaran.Jika dibandingkan
dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan
dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh
melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di
sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk
berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
hanya sebanding dengan keterampilan.
2.2 Persyaratan Model Pembelajaran Terpadu
Beberapa
hal yang diperlukan sebagai persyaratan pelaksanaan pembelajaran terpadu,
antara lain adalah:
1.
Kejelian Profesional Guru
Kejelianprofesional guru, artinya guru yang memiliki sikap profesional akan mampu menangkap berbagai kemungkinan terselenggaranya pembelajaran terpadu. Hal ini diperlukan dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan konseptual antar bidang studi. Pengalaman guru dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran dengan karakteristiknya akan semakain meningkatkan kepekaan guru, bahwa ketika mengajarkan suatu konsep atau materi guru akan merasakan lebih bermakna jika dikaitkan, didukung, dan dipadukan dengan konsep atau bahan kajian lain. Keterkaitan, dukungan, atau keterpaduan terjadi secara intra dan antar mata pelajaran.
Kejelianprofesional guru, artinya guru yang memiliki sikap profesional akan mampu menangkap berbagai kemungkinan terselenggaranya pembelajaran terpadu. Hal ini diperlukan dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan konseptual antar bidang studi. Pengalaman guru dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran dengan karakteristiknya akan semakain meningkatkan kepekaan guru, bahwa ketika mengajarkan suatu konsep atau materi guru akan merasakan lebih bermakna jika dikaitkan, didukung, dan dipadukan dengan konsep atau bahan kajian lain. Keterkaitan, dukungan, atau keterpaduan terjadi secara intra dan antar mata pelajaran.
2.
Penguasaan Material dan Metodologi
Penguasaanmateridan metodologi, artinya sebagaimana diuraikan pada nomor satu, pengalaman guru akan meningkatkan kepekaan. Hal ini dimaksudkan, bahwa guru berpengalaman memiliki penguasaan materi dan kosep tiap mata pelajaran yang memadai sesuai dengan karakteristik tiap konsep atau bahan kajian, sehingga guru memahami kapan konsep dapat dipadukan dan kapan konsep justru lebih didalami untuk memperkuat konsep tersebut. Kepekaan dan penguasaan akan memudahkan guru memilih cara dan teknik bagaimana mengaitkan, mengurutkan, mendukung, ataumemadukanantarkonsepdanantarmateri.
Penguasaanmateridan metodologi, artinya sebagaimana diuraikan pada nomor satu, pengalaman guru akan meningkatkan kepekaan. Hal ini dimaksudkan, bahwa guru berpengalaman memiliki penguasaan materi dan kosep tiap mata pelajaran yang memadai sesuai dengan karakteristik tiap konsep atau bahan kajian, sehingga guru memahami kapan konsep dapat dipadukan dan kapan konsep justru lebih didalami untuk memperkuat konsep tersebut. Kepekaan dan penguasaan akan memudahkan guru memilih cara dan teknik bagaimana mengaitkan, mengurutkan, mendukung, ataumemadukanantarkonsepdanantarmateri.
3.
Wawasan Kependidikan
Wawasankependidikan yang mampumembuat guru selalu waspada untuk memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk memberikan urusan nyata bagi pencapaian tujuan utuh pendidikan. Dalam hal ini guru mampu menyadari bahwa pembelajaran bukan penumpukan dan penguasaan materi, akan tetapi suatu upaya memperoleh berbagai kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan, memperoleh, dan memperkuat informasi ilmiah. Kebermaknaan dan kemandirian belajar merupakan salah satu aspek yang menjadi pertimbangan guru melaksanakan pembelajaran. Tumbuhnya sikap positif dalam belajar, minat dan motivasi belajar, semangat, serta keterlibatan emosional dalam belajar merupakan hasil belajar yang sering kurang diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, wawasan guru tentang bagaimana memanfaatkan berbagai keputusan dan tindakan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian tujuan utuh pendidikanyaknitujuaninstruksionaldandampakpengiring.
Wawasankependidikan yang mampumembuat guru selalu waspada untuk memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk memberikan urusan nyata bagi pencapaian tujuan utuh pendidikan. Dalam hal ini guru mampu menyadari bahwa pembelajaran bukan penumpukan dan penguasaan materi, akan tetapi suatu upaya memperoleh berbagai kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan, memperoleh, dan memperkuat informasi ilmiah. Kebermaknaan dan kemandirian belajar merupakan salah satu aspek yang menjadi pertimbangan guru melaksanakan pembelajaran. Tumbuhnya sikap positif dalam belajar, minat dan motivasi belajar, semangat, serta keterlibatan emosional dalam belajar merupakan hasil belajar yang sering kurang diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, wawasan guru tentang bagaimana memanfaatkan berbagai keputusan dan tindakan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian tujuan utuh pendidikanyaknitujuaninstruksionaldandampakpengiring.
2.3 Jenis-jenis Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu:
1.
Model Terhubung(Connected)
Model Terhubung(Connected)merupakan model yang menghubungkanataumengaitkantema, konsep,
teori yang menjadiprasyaratatauberhubungansehinggamenjadibelajar yang bermakna.
Kaitanantartema, konsep,
maupunteorihanyapadasatumatapelajaran.Keterkaitanbukanhanyasekedarhubungansecaraotomatisterjadi,
melainkankoneksiiniterjadidikarenakantelahdirencanakansebelumnyaoleh guru
sehingga proses pembelajaranmenjadilebihbermakna.
Contoh: - Guru
menghubungkan/menggabungkankonsepmatematikatentanguangdengankonsepjualbeli,
untungrugi, simpanpinjam, danbunga.
-
Gurumenghubungkankonseppecahandengandesimal,
danpecahandenganuang, tingkatan, pembagian, rasio, dansebagainya.
2.
Model JaringLaba-laba (Webbed)
Model
inibertolakdaripendekatantematissebagaipemandubahandankegiatanpembelajaran.Dalam
hubunganinitemadapatmengikatkegaiatan
pembelajaranbaikdalammatapelajarantertentumaupunlintasmatapelajaran.Model
JaringLaba-laba (Webbed)merupakansalahsatu model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.Menurut
Padmonodalambukunya PembelajaranTerpadu menyatakan Webbedmenyajikanpendekatantematikuntukmengintegrasikanmatapelajaran.Satutema
yang suburdijaringlaba-labakanuntukisikurikulumdanmatapelajaran.Mata
pelajaranmenggunakantemauntukmenyelidikikeseuaiankonsep, topik, dan
ide-ide.Karakteristikpendekatantemainiuntukmengembangkankurikulumdimulaidengansatutemamisalnya
“transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Contoh: - Siswadan guru menentukan tema
misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke
dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai,
bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA,
danBahasa.
3.
Model Keterpaduan (Integrated)
Model Integratedmerupakanpemaduansejumlahtopikdarimatapelajaran
yang berbeda, tetapiesensinyasamadalamsebuahtopiktertentu. Topikevidensi yang
semulaterdapatdalampelajaranMatematika,Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS
agar tidakmembuatmuatankurikulumberlebihan,
cukupdiletakkandalammatapelajarantertentu, misalnya IPA.Pembelajaran yangmenggabungkanbidangstudidengancaramenemukanketerampilan,
konsep,dansikap yang
salingberhubungan di dalambeberapabidangstudi. Pendekatan yang digunakanadalahpendekatanantarbidangstudi.
Contoh: - Padaawalnya
guru menyeleksikonsep-kpnsepketerampilandannilaisikap yang diajarkandalamsatu
semester daribeberapamatapelajaran,misalnya:
Matematika, IPS, IPA danBahasa.
Selanjutnyadipilihbeberapakonsep, keterampilandannilaisikap yang
memilikiketerhubungan yang eratdantumpangtindih di antarabeberapamatapelajaran.
4.
ModelSarang(Nested)
Model Nestedmerupakanpemaduanberbagaibentukpenguasaankonsepketerampilanmelaluisebuahkegiatanpembelajaran.Modelpembelajaraninimerupakanpengintegrasiankurikulumdalamsatudisiplinilmudenganmemfokuskanpadasejumlahketerampilanbelajar
yang ingindilatihkanoleh guru kepadasiswasatu unit
pembelajaranuntukketercapaianmateripelajaran (content) yang
meliputiketerampilanberfikir (thinking skill), keterampilansosial (social
skill), danketerampilanmengorganisir (organizing skill) Fogarty
(1991: 23).
Contoh: - Pada jam-jam tertentu guru
memfokuskankegiatanpembelajaranpadapemahamanbentuk kata,
maknakata,danungkapandengan saran pembuahanketrampilandalammengembangkandayaimajinasi,
dayaberfikirlogis, menentukanciribentukdanmakna kata-kata dalampuisi,
membuatungkapandanmenulispuisi.
2.4
KelebihandanKekurangan
Model-model Pembelajaran Terpadu
2.4.1
Model Terhubung(Connected)
1)
Kelebihan
Kelebihan yang diperolehdalamModel Connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dansiswadiberikesempatanuntukmelakukanpedalaman,
tinjauan, memperbaikidanmengasimilasigagasansecarabertahap.Siswamemperolehgambaransecaramenyeluruhtentangsuatukonsepsehingga
transfer
pengetahuanakansangatmudahkarenakonsep-konseppokokdikembangkanterus-menerus.
2)
Kekurangan
Kekurangan dalam model ini, model inibelummemberikangambaran
yang menyeluruhkarenabelummenggabungkanbidang-bidangpengembangan/matapelajaran
lain.
2.4.2
Model JaringLaba-laba (Webbed)
1)
Kelebihan
Kelebihan pendekatanjaringlaba-labauntukmengintegrasikankurikulumadalahfaktormotivasisebagaihasilbentukseleksitema
yang menarikperhatian paling besar,
faktormotivasisiswajugadapatberkembangkarenaadanyapemilihantema yang
didasarkanpadaminatsiswa.
2)
Kekurangan
Kekurangan model iniadalahbanyak
guru sulitmemilihtema. Merekacenderungmenyediakantema yang
dangkalsehinggakurangbermanfaatbagisiswa, dan guru
seringkaliterfokuspadakegiatansehinggamateriataukonsepmenjaditerabaikan.
2.4.3
Model Keterpaduan (Integrated)
1)
Kelebihan
Kelebihan dari model ini,yaitusiswasalingmengaitkan,
salingmenghubungkandiantaramacam-macambagiandarimatapelajaran.Keterpaduansecarasuksesdiimplementasikan,
pendekatanbelajar yang lingkunganbelajar yang ideal untukhariterpadu (integrated
day) secaraeksternaldanuntukketerpaduanbelajaruntukfokus internal.
Selainitu model inijugamendorongmotivasimurid.
2)
Kekurangan
Kekurangannya,yaitu model
inisulitdilaksanakansecarapenuh;
membutuhkanketerampilantinggi, percayadiridalamprioritaskonsep,
keterampilandansikap yang menembussecaraurutdarimatapelajaran; danmembutuhkan
model timahlipadabidangdanmerencanakandanmengajarbersama.
2.4.4
ModelSarang(Nested)
1)
Kelebihan
Kelebihan model ini,yaitu guru
dapatmemadukanbeberapaketerampilansekaligusdalampembelajaransatumatapelajaran,
memberikanperhatianpadaberbagaibidangpentingdalamsatusaatsehinggatidakmemerlukanpenambahanwaktudan
guru dapatmemadukankurikulumsecaraluas.
2)
Kekurangan
Kekurangannyaadalahapabilataanpaperencanaan
yang matangmemadukanbeberapaketerampilan yang menjadi target
dalamsuatupembelajaranakanberdampakpadasiswadimanaprioritaspelajaranmenjadikabur.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.Beberapa
hal yang diperlukan sebagai persyaratan pelaksanaan pembelajaran terpadu,
antara lain adalah:
1.
Kejelian Profesional Guru
2.
Penguasaan Material dan Metodologi
3.
Wawasan Kependidikan
Jenis-jenis
Model Pembelajaran Terpadu ialah:
1.
Model Terhubung(Connected)
2.
Model JaringLaba-laba (Webbed)
3.
Model Keterpaduan (Integrated)
4.
ModelSarang(Nested)
3.2
Saran
1.
Sebagai seorang calon pendidik, kelak harus memiliki
inovasi, mengembangkan kreatifitas danmeningkatkan prestasi untuk menerapkan
berbagai model pembelajaran terpadu.
2.
Seorang pendidik harus menaati prasyarat untuk menerapkan
model pembelajaran terpadu.
3.
Kepala Sekolah dan institusi pendidikan hendaknya
mendukung pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menjadikan waktu mengajar
lebih efisien dan pembelajaran dilakukan secara keterpaduan (saling terkait
antar muatan pembelajaran, subtema, maupun tema).
DAFTAR PUSTAKA
Y.
Padmono. 2012. Pembelajaran
Terpadu untuk Guru SD. Surakarta:
Yuma Pustaka
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu-321430.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar