MAKALAH
FUNGSI PEMBELAJARAN SENI TARI DI
SD,
KEMAMPUAN DASAR ANAK SD, DAN
KARAKTERISTIK ANAK SD
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah:
Pendidikan
Seni Drama Tari
Dosen Pengampu:
Putri
Yanuarita Sutikno, S.Pd.,
M.Sn.
Disusun
oleh:
Anastasia
Konga Kaku (1401512015)
Claudia
Kartikasari (1401512019)
Fero
Siske Yarangga (1401512029)
Leja
Sophia Kandai (1401512031)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seni adalah alat
komunikasi yang halus karena simbolis yang terkandung dalam karya seni yang
bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk dapat
mengungkapkan misi yang akan disampaikan. Seni merupakan media ekspresi
kreatif dan aspiratif, yang dapat
diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan tekstur untuk seni rupa; gerak dan peran untuk seni tari-drama serta
suara/bunyi untuk seni musik; dalam tata
susunan yang artistik dan estetik. Dengan demikian pendidikan kesenian
merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan
apresiasi estetik, dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik
secara lahir maupun batin. Oleh karena itu, “pendidikan melalui seni” merupakan
konsep yang sangat cocok untuk diterapkan di SD.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apakah fungsi dari pembelajaran seni
tari di SD?
2.
Bagaimana kemampuan dasar anak SD?
3.
Bagaimanakah karakteristik anak SD?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui fungsi dan manfaat
pembelajaran seni tari di SD.
2.
Memahami kemampuan dasar anak SD.
3.
Memahami karakteristik anak SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Seni Tari-Drama sebagai Media Pendidikan
di Sekolah Dasar
Hakikat paling
dalam yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah perkembangan maksimal dari
jasmani dan rohani anak. Untuk mencapainya, salah satu alat yang dapat
dimanfaatkan adalah seni tari-drama. Seni tari-drama hadir dalam kurikulum
sekolah dasar sebagai bidang studi yang menyajikan kesempatan pada siswa SD
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman seni. Pengalaman ini kemudian
didayagunakan untuk menunjang usaha pendidikan. Pengalaman tersebut dimaksudkan
sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran artistik, yaitu
kesadaran seperti ketika seniman berkarya, kesadaran menghayati seperti halnya
apresiator seni yang dihadapi. Jadi apa yang dilaksanakan oleh siswa di sekolah
dasar sama wataknya dengan kegiatan seni yang nyata-nyata sebagai kegiatan yang
dapat menjadi wadah penuangan ekspresi dan kreativitas.
Terdapat dua tujuan dari
pembelajaran seni tari-drama di SD, yaitu:
1. Pendidikan
untuk calon seniman
2. Pembelajaran
seni tari-drama untuk pengawasan anak didik
Dalam dunia
pendidikan khususnya, seni tari dapat menjadi media pendidikan. Hal utama yang
ingin dicapai melalui pendidikan ialah perkembangan maksimal jasmani dan rohani
seseorang. Dan untuk mencapai itu salah satu alat atau media yang dapat
dimanfaatkan adalah melalui seni tari. Bidang ini mampu menyajikan kesempatan
untuk seseorang dalam memperoleh berbagai pengalaman-pengalaman seni. Sementara
untuk diri sendiri seni tari pun mempunyai banyak sekali manfaat seperti, dapat
membina perkembangan estetik, membantu pertumbuhan dan perkembangan seseorang,
serta membina imajinasi agar kreatif.
2.2 Fungsi Pembelajaran Seni Tari di SD
Pendidikan seni
tari-drama di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan anak,
memberi perkembangan estetik, dan membantu penyempurnaan kehidupan. Oleh karena
itu pendidikan seni tari-drama di SD tidak berupa latihan-latihan untuk
menjadikan anak-anak SD. Penari Jaipong, penari topeng, atau penari-penari lain
yang terkenal. Walaupun ada di antara anak-anak SD yang memiliki bakat untuk
menjadi penari yang baik, tetapi itu
bukan merupakan tujuan yang utama.
1.
Fungsi seni tari-drama untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang
meliputi perkembangan dari semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman seni
tari-drama memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses tersebut. Peranan
seni tari-drama dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat
antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik,
memberikan sumbangan kearah sadar diri, membina imajinasi kreatif dan memberi sumbangan ke arah
pemecahan masalah.
a. Seni
tari-drama meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik
Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan
fisik ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas
dalam menari. Kegiatan semacam ini
memberikan kesempatan untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental juga
berkembang.karena kegiatan-kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga
melibatkan kesadran estetik, maka pertumbuhan estetika juga mendapat kesempatan
untuk tumbuh. Misalnya gerak-gerak yang dilakukan setelah anak-anak SD kelas
rendah melihat gerak-gerak binatang, contohnya kupu-kupu. Anak akan menirukan
gerak sayap kupu yang sedang bergerak terbang dengan caranya sendiri. Ada yang
dengan tangan terlentang digerakan naik turun. Berlangsungnya kegiatan ini
telah melibatkan proses mental, yaitu visualisasi hasil pengamatan yang
sekaligus menjadi pengalaman yang bersifat estetik.
b. Seni
tari-drama memberikan sumbangan ke arah sadar-diri
Melalui kegiatan seni tari-drama keunikan anak-anak
akan terbina. Karenanya anak dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik.
Dengan demikian “self” anak dapat berkembang dan ini menyebabkan tumbuhnya
insiatif, kemampuan mengkritik, kepemimpinan dan kreasi. Anak merasakan
keberadaanya memiliki arti, terutama jika dia diberi peran tertentu dalam
suatau kegiatan artistik/estetik, misal dalam diskusi kecil antar teman tentang
sebuah gerak binatang berpasangan, mereka akan aktif dan saling memberikan
sumbangan pikiran.
c. Seni
tari-drama membina imajinasi kreatif
Imajinatif kreatif itu sangat vital bagi anak (anak
usia sekolah dasar). Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan ke arah
menumbuh-kembangkan imajinasi kreatif merupakan usaha yang sangat baik. Dalam
hubungan ini seni tari-drama menjadi penting, karena seni tari-drama selalu
memberikan kesempatan berimajinasi kreatif. Contohnya seorang anak SD akan
selalu berkhayal bahwa dia akan menjadi tokoh yang kuat, disegani sehingga
dalam imajinasinya dia dapat mengalahkan musuh-musuhnya dengan
mudah.gerak-gerak dan mimic yang dilakukan sangat menggambarkan kuatnya suatu
imajinasi tertentu. Jika diberi kesempatan menirukan gerak binatang buas dia
akan benar-benar berkhayal seandainya aku menjadi harimau. Kegiatan-kegiatan
bermain dalam aneka gerak akan membina imajinasi mereka sehingga secara
langsung akan berkembang.
d. Seni
tari-drama memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam
pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari-drama memberikan
sumbangan terhadap perkembangan pemecahan maslah. Dalam aktifitas seni
tari-drama anak-anak SD dapat memunculkan
gagasan-gagasannya yang menjadi benar-benar konkret. Motivasi guru memang
sangat dibutuhkan agar anak selalu dapat menyelesaikan persoalan sendiri. Jika
belum dapat dianjurkan agar di selesaikan
antar teman sampai mempunyai keputusan-keputusan tertentu. Manusia akan
selalu menghadapi masalah, sehingga
melalui kegiatan tari-drama, siswa sekolah dasar juga terlatih untuk memecahkan
masalah.
e. Seni
tari-drama memurnikan cara berpikir, berbuat dan menilai
Melalui kegiatan seni tari-drama, kehidupan siswa SD
dapat diperkaya dengan proses penjelajahan yang terus-menerus. Selama proses
penjelajahan tersebut, dibutuhkan penyusunan pengalaman secara kreatif dan
sensitif. Jika siswa SD bermain, aktivitas mereka juga melibatkan pikiran. Jika
mereka menirukan gerak alam atau binatang, mereka juga berpikir bahwa
gerak-gerak yang dilakukan seperti apa yang mereka amati. Aktivitas ini akan
memberikan pertanyaan “apakah gerakanku” baik. Keputusan yang akan diberikan
tersebut akan menjadi proses menilai yang bijaksana, sehingga dapat dipastikan
mereka akan melakukan pengubahan-pengubahan untuk sesuatu yang lebih baik.
f. Seni
tari-drama memberikan sumbangan kepada perkembangan kepribadian
Dewasa ini penilaiaan terhadap keberhasilan
pendidikan dilihat pada ada atau tidak adanya perkembangan kepribadian karena
kepribadian dipandang penting dalam suatu kehidupan. Ekspresi bebas dalam
masyarakat yang merupakan penyesuaiaan emosional itu pada akhirnya mematangkan
kepribadian. Usaha-usaha mematangkan kepribadian seni tari-drama dapat
dilakukan guru dengan cara membantu penyesuiaan rasa emosionalnya,membantu
menghilangkan perasaan terikat, membantu menghilangkan rasa takut,membantu
menekankan kekecewaan, memberikan kepercayaan serta mendorong anak agar selalu
berbuat positif. Hal-hal tersebut dapat dilakukan lewat kegiatan pembelajaran
seni tari-drama.
g. Seni
tari-drama membina perkembangan estetik
Melalui seni tari-drama pancaindera anak terlatih, penghayatan
menjadi kuat dan keputusan visual akan berkembang menjadi peka kritis.
”Melihat” bukan merupakan fungsi mata semata,tetapi melibatkan seluruh indera
di tambah dengan visi batin. Demikian pula ketika mendengar, bersuara, ataupun
bergerak. Cara melatih panca indera dan seluruh anggota tubuh harus melalui
proses kegiatan tanpa paksaan, dengan memperhitungkan 3 faktor berikut ini:
a.
Harus mengembangkan konsep-konsep baru,
b.
Harus menciptakan situasi yang dapat
memberikan dorongan untuk memacu kegiatan dengan penuh ketelitian; dan
c.
Harus menjadi kesempatan belajar menilai
terhadap apa yang dilakukan.
Seni tari-drama
adalah proses mewujudkan perasaan dengan melibatkan kesadaran estetik dan
keputusan kritis. Orang yang telah berkembang perasaan estetiknya akan sanggup
mengapresiasi kualitas seni dan pengalaman sehari-hari.
h. Seni
tari-drama membantu menyempurnakan kehidupan
Unsur kehidupan yang mendorong ekspresi akan
mendatangkan pengetahuan bagi anak didik. Sebaliknya, keinginan anak untuk
mengetahui kehidupan, mengimajinasikan kehidupan, akan memperlakukan kehidupan
anak. Oleh karena itulah seni tari-drama dapat memberikan bantuan menyempunakan
kehidupan akan didik yang antara lain di tunjukkan dengan kehidupan kreatif dan
kehidupan yang sosial yang baik. Karena pada dsarnya seni tari drama dapat
memberikan kebebasan berimajinasi dan berkreasi, maka secara langsung seni
tari-drama menjadi sesuatu yang menarik perhatian anak-anak SD.
Ekspresi seni tari-drama dapat berlangsung dalam
kegiatan individual maupun kegiatan kelompok. Dalam kegiatan kelompok, siswa SD
belajar membagi pengalaman yaitu pengalaman dalam hal bahan, alat-alat dan
dalam menghargai kemampuan orang lain. Ini berarti kebiasaan-kebiasaan sosial
dikembangkan secara baik, seperti kerjasama, tanggung jawab, percaya diri
sendiri dan inisiatif.
Bagi anak-anak yang berbakat, kegiatan seni
memberikan kesempatan untuk berlatif dalam seni tari-drama. Disamping
kegiatan-kegiatan yang ditentukan oleh jadwal sekolah, anak-anak mendapatkan
kesempatan menggunakan waktu senggangnya terbuka horizon baru bagi hobi, bagi
pekerjaan sampingan dan pekerjaan kejujuran untuk sumber nafkah di kemudian
hari nanti.
2.3
Kemampuan
Dasar Anak Sekolah Dasar
Secara umum perkembangan manusia
dapat dibedakan menjadi 4 Kategori, yaitu :
1. Perkembangan
Kogniif
2. Perkembangan
Personal (termasuk di dalamnya perseptual dan emosional)
3. Perkembangan
Sosial
4. Perkembangan
Fisik (Woolfolk & Nicolich, 1984 :45)
Perkembangan
Kognitif berhubungan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada cara-cara berpikir atau bagaimana seseorang
berfikir pada setiap tingkatan perkembangannya (termasuk di dalamnya bagaimana
ia menanggapi lingkungan di sekitarnya). Perkembangan Personal merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi yang berkaitan dengan kepribadian. Sedangkan Perkembangan Sosial
berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang
dalam kaitannya dengan hubungan individu yang satu dengan yang lain.
Selanjutnya Perkembangan Fisik lebih pada perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuh manusia.
Perkembangan yang terjadi pada individu disebabkan oleh dua faktor,
yaitu:
Faktor pertumbuhan dan kematangan, perubahan–perubahan yang terjadi pada individu secara alamiah dan spontan.
Faktor pertumbuhan dan kematangan, perubahan–perubahan yang terjadi pada individu secara alamiah dan spontan.
1.
Faktor
belajar, perubahan – perubahan yang terjadi dari interaksi individu dengan lingkungan
sekitarnya.
2.
Anak
Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang khas dalam hal fisik maupun
psikologis, khususnya dalam tingkat intelektual, emosional, sosial, estetik,
kreativitas dan daya perseptual serta pertumbuhan fisiknya.
2.3.1 Kemampuan Intelektual Anak
Menurut Piaget (Woolfolk and Nicolich, 1984:
51) ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu :
1. Kematangan
2. Aktivitas
3. Transmisi sosial
4. Equilibration
Perkembangan
berpikir manusia terjadi sebagai dampak interaksi dari keempat faktor tersebut.
2.3.2 Keterampilan Dan
Kemampuan Siswa Sekolah Dasar (Sd)
Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari
pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan
dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa
pra-pubertas. Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun
perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna.
Ada kecakapan dan keterampilan yang masih harus dikembangkan di
SD sesuai dengan kurikulum yang berlaku:
1. Kecakapan Berbahasa
Pada taraf ini merupakan pengembangan kecakapan bahasa dari
lisan di TK menjadi menulis diteruskan membaca dan menulis tingkat lanjut. Kecakapan
ini pun dibagi menjadi:
a. Kecakapan Bahasa Pasif
Lisan
b. Kecakapan Berbahasa
Pasif Tertulis
c. Membaca Lanjut
d. Kecakapan Berbahasa
Aktif Lisan
e. Kecakapan Bahasa Aktif
Tertulis
2. Kecakapan Matematika
3. Kecakapan Bernyanyi
4. Kecakapan menggambar
5. Kecakapan Beragama
6. Kecakapan Berbuat
Susila
7. Kecakapan Keterampilan
Tangan
8. Kecakapan Fisik/Olahraga
2.4
Karakteristik
Anak Sekolah Dasar
A. KARAKTERISTIK SUARA ANAK USIA SD
Usia 4 – 5 tahun
1.
Anak
usia ini terdengar tipis, kecil, dan ringan
2.
Mereka
belum dapat menyanyikan nada lagu dengan cepat
3.
Wilayah
suaranya biasanya adalah nada d’ sampai a’ , ada juga yang dapat bernyanyi
dengan wilayah suara d’ sampai d’’.
4.
Anak
sudah dapat menanyikan lagu dengan pola melodi yang sederhana.
Usia 6 – 7 tahun
1.
Pada
umumnya mereka memiliki suara yang tinggi dan ringan, namun beberapa di
antaranya ada juga yang bersuara rendah.
2.
Pada
usia ini anak mulai memahami perbedaan tinggi rendah nada .
3.
Anak
sudah dapat menyanyikan lagu yang memiliki kalimat-kalimat pendek
dan mulai dapat menyanyikan beberapa nada berdurasi panjang.
4.
Anak
suka bernyanyi sendiri.
5.
Batas
suara anak bisanya anatar d’ sampai b’ bahkan adanya yang mencapai d’ sampai
d’’.
Usia 8 – 9 tahun
1.
Pada
usia ini pada umumnya anak mulai dapat bernyanyi dengan nada yang tepat
2.
Pada
anak laki-laki, mereka mulai mengembangkan resonan untuk mempersiapkan diri
menjadi suara alto-sopran (yang kelak akan berubah menjadi suara laki-laki
dewasa.
3.
Mereka
mulai dapat diperkenalkan canon (lagu yang dinyanyikan secara susul-menyusul) ,
atau lagu bersuara dua atau menyanyikan lagu berdesakan.
4.
Lagu
yang dinyanyikan mulai bernilai ekspresif, seperti melodi yang mengalir, melodi
dinyanyikan dengan hentakkan, atau tegas dan sebagainya.
Usia 10 – 12 tahun
1.
Pada
anak-anak yang belum mengalami perubahan suara, suara mereka masih
terdengar jernih dan ringan.
2.
Sementara
suara anak laki-laki menjadi lebih indah menjelang terjadi perubahan suara.
3.
Pada
usia ini beberapa anak sudah mulai mengalami perubahan suara dimana suara
mereka menjadi rendah seperti suara anak-anak laki-laki dewasa.
B. KARAKTERISTIK
MUSIK ANAK
Musik untuk anak-anak tentunya
disesuaikan dengan karakteristik penikmatnya, yakni anak-anak.Musik ereka
tentunya harus disesuaikan dengan hakikat anak, perkembangan anak yang ditinjau
dari segi biologis jiwa, daya pikir, dan minat anak.
Berikut beberapa karakteristik yang
sebaiknya muncul dalam musik anak adalah.
1. Musik
sesuai dengan minat dan menyatuhkan dengan kehidupan anak sehari-hari.
2. Ritme
musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat ini dimaksudkan
agar guru dapat meminta anak untuk berimprovisasi, mengubah melodi atau teks
lagu sesuai dengan kemampuan dan kreativitas anak.
3. Nyanyian
atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya, seperti tempo,
dinamik, bunyi, dan ekspresi musik yang dapat diolah dan diganti serta
diekspresikan anak.
4. Melalui musik anak diberikan kesempatan pula
untuk bergerak melalui musik.
C. KARAKTERISTIK
GERAK ANAK
Bila kita amati perkembangan fisik
khususnya perkembangan motorik anak manusia, kita akan mencatat bahwa anak
manusia lahir dengan keadaan tak berdaya yang belajar menggapai barang yang
berada di dekatnya sambil belajar mengordinasikan antara mata, otak,
tangan atau kaki untuk menyentuh benda yang disodorkan padanya.
D. KARAKTERISTIK
SENI RUPA ANAK
Memahami tipologi dan periodisasi karya seni rupa anak pada
masa pra dan pasca SD amat penting. Karena hal tersebut akan mendasari kebijakan
Anda sebagai seorang guru. Dengan pemahaman tersebut Anda dapat menentukan
materi dan strategi pembelajaran dengan tepat.
Pada masa usia Sekolah Dasar ini
sering pula sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa
keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari
pada masa sebelum dan sesudahnya. Menurut pendapat ini, masa keserasian bersekolah
dibagi dalam dua fase, yaitu;
1.
Masa
kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun). Dalam
tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1
sampai dengan kelas 3. Jadi kelas 1 sampai dengan kelas 3 termasuk dalam
kategori kelas rendah;
2.
Masa
kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai kira-kira umur 12). Dalam
tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4
sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai kelas 6 termasuk dalam kategori
kelas tinggi.
Pada masing-masing fase tersebut
memiliki karakteristiknya masing-masing.
Masa-masa kelas rendah siswa
memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut:
1.
Adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dengan prestasi sekolah
2.
Adanya
sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang
tradisional
3.
Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri
4.
Suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain
5.
Kalau
tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6.
Pada
masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang
baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak
7.
Hal-hal
yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
8.
Kehidupan
adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan
dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan
bermain dengan bekerja
9.
Kemampuan
mengingat (memory) dan berbahasa
berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada
masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu :
1.
Adanya
minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan
adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis;
2.
Amat
realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;
3.
Menjelang
akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus,
para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya
faktor-faktor;
4.
Sampai
kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11,0
pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikannya sendiri.
5.
Pada
masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah;
6.
Anak-anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain
bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada
aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri;
7.
Peran
manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia
yang serba tahu.
Karakteristik perkembangan pada
siswa Sekolah Dasar dapat juga dilihat tahap-tahap perkembangan kognitif menurut
teori Piaget. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa usia anak yang
sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6,0 atau 7,0 sampai dengan 11,0 atau 12,0
tahun. Usia 6,0 atau 7,0 tahun dalam teori Piaget masuk dalam kategori
praoperational periode dalam tahapan intuitive.
Periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum
memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar).
Pada masa ini anak gemar meniru, telah mampu menerima khayalan, dapat bercerita
tentang hal-hal yang fantastik, ia tidak terikat pada realitas, sehingga ia
dapat berbicara dengan kursi, anjing, dan sebagainya. Anak berlatih
sendiri menggunakan bahasanya, sering ia berbicara sendiri. Piaget menamakannya
”Collective monologue”.
Usia 7,0 sampai 11,0 atau 12,0
termasuk dalam tahapan periode operasional konkret. Fase ini menurut Piaget
menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Dalam fase yang lalu,
fase praoperasional, anak seakan-akan hidupnya dalam mimpi dengan pikiran-pikiran
magis, dengan fantasi yang leluasa. Aktivitas anak pada fase ini dapat dibentuk
dengan peraturan-peraturan, (karena peraturan dasar mentaati peraturan), karena
itu mempunyai nilai fungsional. Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas yang
diberikan.
Perkembangan yang terjadi pada siswa
di Sekolah Dasar dapat pula kita lihat dalam perkembangan penghayatan
keagamaan. Perkembangan ini dapat dikatakorikan dalam perkembangan afektif.
Usia siswa pada Sekolah Dasar dapat dimasukan ke dalam masa kanak-kanak yaitu
usia 7 tahun dan masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun).
Ciri- ciri masa kanak-kanak adalah;
1.
Sikap
keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya
2.
Pandangan
Ketuhanan yang anthropormorph (dipersonifikasikan)
3.
Penghayatan
secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah
melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual
4.
Hal
Ke-Tuhanan dipahamkan secara ideosuncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai
dengan taraf kemampuan kognitifnya yang masih bersifat egocentric (memandang
segala sesuatu dari sudut dirinya)
Ciri-ciri masa anak sekolah ditandai
oleh:
1.
Sikap
keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
2.
Pandangan
dan faham ketuhanan diterangkan secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang bersumber pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dan
keagungan-Nya.
3.
Penghayatan
secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual yang diterima
sebagai keharusan moral.
Sebagaimana telah dikemukan di atas
bahwa anak pada masa Sekolah Dasar dikategorikan sebagai masa anak sekolah.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pada usia masuk terutama pada masa kelas
rendah, sifat masa kanak-kanak akan masih nampak. Sedangkan sikap-sikap masa
anak sekolah akan sangat menonjol sekali pada usia masa kelas tinggi.
Berdasarkan ciri-ciri perkembangan
baik kognitif, bahasa dan afektif, maka dapatlah dibedakan secara ringkas
karaterisik antara siswa Sekolah Dasar pada kelas rendah dan kelas tinggi.
Ciri pada siswa kelas rendah yaitu:
1.
belum
mandiri;
2.
belum
ada rasa tanggung jawab pribadi
3.
penilaian
terhadap dunia luar masih egosentris;
4.
belum
menunjukkan sikap kritis masih berfikir yang fiktif.
Sedangkan ciri pada siswa kelas
tinggi:
1.
sudah
mulai mandiri;
2.
sudah
ada rasa tanggung jawab pribadi;
3.
penilaian
terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga
dilihat dari diri orang lain;
4.
sudah
menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.
Seperti dikatakan Darmodjo (1992)
anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik
pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana
kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama,
sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek
tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada
anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan
karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk
dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada
siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara
individual maupun dalam kelompok.
Selain dari itu karakteristik yang
dimiliki oleh anak tingkat SD antara lain:
1.
Senang
bermain,
2.
Senang
bergerak,
3.
Senang
bekerja dalam kelompok,
4.
Senang
merasakan/melakukan sesuatu secara langsung,
5.
Anak
cengeng,
6.
Anak
sulit memahami isi pembicaraan orang lain,
7.
Senang
diperhatikan,
8.
Senang
meniru.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
1.
Fungsi Seni Tari-Drama dalam
Pembelajaran di SD
Pertumbuhan
adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan dari semua kecakapan dan
potensi anak. Pengalaman seni tari-drama memberikan kesempatan bagi
kelangsungan proses tersebut. Peranan seni tari-drama dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat antara lain untuk meningkatkan
pertumbuhan fisik, mental dan estetik, memberikan sumbangan ke arah sadar diri,
membina imajinasi kreatif dan memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah.
2.
Kemampuan
Dasar Anak SD
Secara umum perkembangan manusia
dapat dibedakan menjadi 4 Kategori, yaitu :
1. Perkembangan
Kogniif
2. Perkembangan
Personal (termasuk di dalamnya perseptual dan emosional)
3. Perkembangan
Sosial
4. Perkembangan
Fisik (Woolfolk & Nicolich, 1984 :45)
3.
Karakteristik
Anak SD
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan
baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana
kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama,
sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek
tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada
anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.
Selain dari itu karakteristik yang
dimiliki oleh anak tingkat SD antara lain:
1. Senang bermain,
2. Senang bergerak,
3. Senang bekerja dalam kelompok,
4. Senang merasakan/melakukan sesuatu
secara langsung,
5. Anak cengeng,
6. Anak sulit memahami isi pembicaraan
orang lain,
7. Senang diperhatikan,
8. Senang meniru.
3.2
Saran
Karena seni tari-drama berperan
dalam berbagai aspek bagi kemajuan anak, kiranya seni tari-drama terus
dikembangkan di dalam pendidikan ajar menjadi sumber belajar yang bermanfaat
bagi jasmani maupun rohani seorang anak. Sebagai guru hendaknya semakin aktif
dalam menciptakan karya-karya yang kreatif serta inovatif demi kemajuan para
siswa. Kemampuan mengemas pembelajaran menjadi menarik dan bernilai diperlukan.
Tidak semata-mata sebagai pendidikan seni, tetapi juga sebagai pendidikan
akhlak dan moral Oleh karena itulah seni tari-drama dapat
memberikan bantuan menyempunakan kehidupan akan didik yang antara lain di
tunjukkan dengan kehidupan kreatif dan kehidupan yang sosial yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Harini,
Ninik dan Purwatiningsih. 2002. Pendidikan
Seni Tari-Drama SD. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press)
http://bazmalla.blogspot.com/2012/11/keterampilan-dan-kemampuan-anak-sekolah.html
Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar