Selasa, 30 September 2014

Makalah Pendekatan Pembelajaran Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mengajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru. Untuk melaksanakan tugas tersebut, seorang guru memerlukan pedoman yang dijadikan pegangan agar apa yang dilakukannya sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan di dalam proses belajar mengajar, pegangan guru yang utama ialah kurikulum. Kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan yang dilandasi pandangan atau filsafat tertentu.
Perubahan kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat/pembangunan, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dalam beberapa dasawarsa ini telah terjadi beberapa kali perubahan pendekatan dalam dunia pembelajaran, termasuk di dalamnya dunia pembelajaran bahasa. Salah satu perkembangan yang terjadi di dalam pembelajaran bahasa ialah munculnya pendekatan yang dilandasi oleh filsafat pendidikan bahasa terpadu. Dengan munculnya pendekatan tersebut di atas, maka bertambahlah khasanah dalam dunia pendidikan khususnya masalah pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran bahasa terdapat istilah yang selalu dipakai, yaitu: Pendekatan, metode, dan teknik. Ketiga istilah tersebut mempunyai hubungan secara hirarki. Hubungan ini menggambarkan bahwa teknik merupakan suatu hasil dari metode yang selalu konsisten dengan pendekatan.
Perubahan yang terjadi termasuk di dalamnya pendekatan dalam bidang studi Bahasa Indonesia, sehingga kita mengenal berbagai macam pendekatan, seperti pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, pendekatan pragmatik, dan pendekatan terpadu.



1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah hal yang membedakan antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa?
2.      Bagaimana hubungan antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa?
3.      Apakah perbedaan antara pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, dan pendekatan terpadu?
4.      Bagaimana penerapan pendekatan-pendekatan pembelajaran di dalam pembelajaran Bahasa?

1.3  Tujuan Pembelajaran

1.      Mengetahui pengertian, perbedaan serta hubungan antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa
2.      Mengetahui perbedaan antara pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, dan pendekatan terpadu
5.      Memahami dan dapat menerapkan pendekatan pendekatan-pendekatan pembelajaran di dalam pembelajaran Bahasa









BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
2.1.1        Pendekatan
Pendekatan menurut Kosadi, dkk (1979) adalah seperangkat asumsi mengenai hakikat bahasa, pengajaran dan proses belajar-mengajar bahasa. Menurut Tarigan (1989), pendekatan adalah seperangkat korelatif yang menangani teori bahasa dan teori pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut Djunaidi (1989) Pendekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa.
Pendekatan adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dan lainnya saling terkait. Asumsi-asumsi ini sangat berhubungan dengan karakter bahasa dan karakter proses pengajaran serta pembelajarannya. Pendekatan juga bisa diartikan dengan cara pandang dan bisa juga diartikan sebagai rencana menyeluruh yang berhubungan erat dengan penyajian materi pelajaran secara teratur. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode.

Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2.1.2        Metode

Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Pemilihan, penentuan, dan penyusunan bahan ajar secara sistematis, dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dianut; dengan kata lain pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan.

2.1.3        Teknik

Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar data berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain.
Dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran.




2.2              Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa, antara lain pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatan-pendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakekat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu.
1.            Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar-mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu, dapat ditentukan metode yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang ditetapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah diterapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri.
2.            Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu pembelajaran perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan.
Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pendekatan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di bawah ini.
“ Bajunya anak itu baru”
“Di sekolah kami mengadakan pertandingan sepak bola”
“Anak-anak itu lari-lari di halaman”


2.3              Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa
2.3.1    Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang secara eksplisit tercantum dalam kurikulum 2004 GBPP Bahasa Indonesia SD. Pendekatan komunikatif lahir disebabkan oleh terlalu lamanya situasi pengajaran bahasa diwarnai oleh pendekatan struktural. Di samping itu, ada kebutuhan yang mendesak untuk memusatkan perhatian pada “kemampuan komunikatif”. (Muchlisoh, 1993:7).
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi, yakni sarana berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yakni fungsi komunikasi.
Menurut Littlewood (dalam Rofi’uddin, 1999:23) pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:
1)      Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsi komunikasi bahasa.
2)      Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa pembelajaran bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa itu, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan latihan, antara seperti di bawah ini.
1.      Memberi informasi secara terbatas
a.       Mengidentifikasi gambar
b.      Menemukan/mencari pasangan yang cocok
c.       Menemukan informasi yang ditiadakan
2.      Memberikan informasi tanpa dibatasi bebas (tak terbatas)
a.       Mengkomunikasikan contoh dan gambar
b.      Menemukan perbedaan
c.       Menyusun kembali bagian-bagian cerita
3.      Mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah
4.      Menyusun informasi
(1)   Kelas sebagai konteks sosial
(2)   Simulasi dan bermain peran

2.3.2        Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan integratif atau pendekatan terpadu merupakan pendekatan pembelajaran bahasa dengan cara berpikir menyeluruh, yang menghubungkan semua aspek keterampilan berbahasa sebagai kesatuan yang bermakna (Routman, 1991:276). Selain itu, Djiwandono (1996:10) mengataka bahwa pendekatan integrative merupakan penggabungan dari bagian-bagian dan komponen-komponen bahasa, yang bersama-sama membentuk bahasa. Dalam pembelajaran bahasa, materi pembelajaran bahasa disajikan secara terpadu, yaitu terpadu antar-materi dalam pembelajaran bahasa dan berpijak pada satu tema tertentu. Pendekatan integratif menurut Pappas (1990)  berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Siswa aktif dan merupakan pengajaran yang bersifat konstruktif,
2.      Bahasa digunakan untuk bermacam-macam pola;
3.      Pengetahuan diorganisasikan dan dibentuk oleh pembelajar secara individual melalui interaksi sosial.
Sedangkan pendekatan terpadu berdasarkan paham filosofi Whole Language, memandang bahwa belajar bahasa menjadi mudah apabila:
1)      Bersifat holistik, realistis, relevan
2)      Bermakna dan fungsional
3)      Tidak terlepas dari konteks pemakaiannya (Weaver, 1990:5)
Untuk menciptakan proses pengajaran bahasa yang mudah dipelajari, Goodman (1986:8) menyatakan bahwa pengajaran bahasa dilangsungkan secara whole language dengan memperhatikan sejumlah kenyataan, yaitu:
1)         Bahasa harus nyata (alamiah)
2)         Bersifat menyeluruh
3)         Logis
4)         Menarik
5)         Relevan dengan pebelajar
6)         Menjadi milik pebelajar
7)         Menggunakan bagian dari peristiwa nyata
8)         Diperlukan masyarakat
9)        Sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pebelajar
10)       Dapat dimengerti dan digunakan pebelajar
Untuk mengoptimalkan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan pendekatan integratif, Buscing dan Chwartz (1983) mengemukakan tiga prinsip, yaitu:
1)         Keefektipan komunikasi secara luas sebagai tujuan pengajaran di sekolah dasar
2)         Memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa
3)         Situasi pengajaran bahasa menurut konteks
Selanjutnya, Yeager (1991) mengemukakan beberapa hal yang terjadi di dalam kelas dengan pendekatan integratif, yakni:
1)     Siswa banyak bergaul dengan literatul (bacaan).
2)     Siswa merasakan adanya peningkatan dalam belajar dan mereka memperlihatkan kesanggupan belajar yang tinggi.
3)      Guru-guru berinteraksi dengan siswa, baik sebagai pembaca maupun sebagai penulis.
4)     Guru memperlihatkan perhatiannya terhadap bacaan dan tulisan pada umumnya.
Jadi jelas, bahwa aspek-aspek itu, di dalam praktek penggunaan bahasa, akan selalu tampil bersama. Melihat kenyataan tersebut makan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ditetapkan suatu pendekatan yang dalam pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa. Pendekatan itu disebut pendekatan terpadu.

2.4              Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Telah dikemukakan bahwa pemilihan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa, termasuk Bahasa Indonesia dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu; bahasa tidak pernah digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi kebahasaan yang perlu diberikan kepada siswa SD mencakup:
1.      Lafal dan Intonasi, ini berkaitan dengan keterampilan membaca dan keterampilan berbicara serta menyimak.
2.      Ejaan dan tanda baca; berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis.
3.      Struktur, berkaitan dengan keempat jenis keterampilan berbahasa.
4.      Kosakata, berkaitan dengan semua aspek lain, baik aspek keterampilan berbahasa dan struktur.
Penerapan Pendekatan Terpadu
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelas-kelas rendah, keterampilan tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut:
1)      Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, sekaligus guru mengajarkan bagaimana melafalkannya (mengucapkannya) dengan tepat. Dalam hal ini guru mengkaitkan kegiatan membaca dan pemahaman tentang lafal atau ucapan yang tercakup dalam tata bunyi.
2)      Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, guru sekaligus juga mengajarkan bagaimana membacanya, melafalkannya, dan bagaimana ejaannya. dalam hal ini, kecuali guru mengaitkan membaca dan lafal, guru juga mengaitkannya dengan fonem, walaupun istilah tersebut tidak dinyatakan kepada siswa . Hal ini dilihat misalnya pada waktu siswa harus menuliskan kata-kata seperti, mama, mana, mata, yang maknanya berbeda-beda karena perbedaan pada /m/n/ dan /t/.
3)      Pada waktu guru mengajarkan membaca kalimat, guru sekaligus mengajarkan bagaimana intonasinya, pelafalannya, tanda baca yang ada dalam bacaan. dan bagaimana membaca kalimat itu dengan memperhatikan tanda-tanda baca yang digunakan. Disamping itu, guru berkesempatan menambah kosa kata siswa dan pada waktu guru memberikan contoh membaca atau salah seorang siswa membaca, tentu saja siswa yang lain harus menyimak.
4)      Pada saat guru mengajarkan menulis kalimat, guru sekaligus mengajarkan ejaan bagaimana cara menggunakan tanda baca dalam kalimat., seperti titik, koma, dan tanda tanya. Disamping itu, siswa juga diminta  membaca kalimat-kalimat yang telah mereka buat, siswa yang sedang tidak membaca akan mendengarkan dengan baik atau menyimak. Jika demikian telah ada pemaduan antara menulis, membaca dan menyimak tetapi dalam hal ini tekanannya pada keterampilan menulis.
5)      Pada waktu guru mengajarkan keterampilan berbicara sekaligus guru mengajarkan intonasi, lafal, dan menyimak. Mungkin setelah salah satu siswa bercerita, siswa yang lain diminta mengemukakan isi cerita itu secara singkat. Dengan demikian, pada waktu salah seorang siswa bercerita, temannya benar-benar menyimak.
6)      Keterampilan menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara maupun keterampilan menulis. Pada pembelajaran menyimak ini, dapat juga guru sengaja menggunakan atau menyelipkan kata-kata baru bagi siswa, sehingga menambah pembendaharaan kata mereka. Jika demikian, berarti guru telah memadukan menyimak, berbicara, menulis dan pembendaharaan kosa kata siswa.
7)      Pada waktu guru mengajarkan kata-kata baru, guru harus selalu ingat bahwa kata-kata tersebut harus masuk dalam kalimat atau dalam bacaan (di dalam konteks). Jadi dalam hal ini, guru mengajarkan kata baru sekaligus mengajarkan bagaimana penggunaannya didalam kalimat. Dalam hal ini ada pemaduan antara kosa kata keterampilan berbahasa dan struktur.
8)      Pemaduan dengan bidang-bidang studi lain seperti IPA, IPS, dan matematika dilakukan melalui penyajian tema dan materi berkaitan dengan bidang studi tersebut. Di kelas-kelas yang lebih tinggi, pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu. Misalnya:
a. Menyimak dan Berbicara
b. Membaca dan Menyimak        
c. Membaca dan Menulis


BAB III
PENUTUP

3.1       Simpulan
Pendekatan adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dan lainnya saling terkait. Asumsi-asumsi ini sangat berhubungan dengan karakter bahasa dan karakter proses pengajaran serta pembelajarannya.
Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, untuk memperoleh hasil yang optimal.
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa yakni: 1. Pendekatan Tujuan, 2. Pendekatan Struktural, 3. Pendekatan Komunikatif, dan 4. Pendekatan Terpadu.

3.2       Saran
Agar implementasi pendekatan pembelajaran bahasa dapat tercapai guru hendaknya menguasai perencanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah pendekatan tersebut. Dukungan media pembelajaran sangat dibutuhkan guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalam kegiatan pembelajaran harus berpusat pada siswa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.2001




Tidak ada komentar: