Dimanakah engkau yang katanya penguasa
negeri?
Dimanakah engkau yang katanya pelindung
bangsa?
Dimanakah engkau saat jeritan rakyat
miskin terdengar di kolong-kolong jembatan megah?
Dimanakah engkau saat tangisan pilu gelandangan
terjepit bangunan pencakar langit?
Dimanakah engkau saat teriakan anak-anak
korban kekerasan memekakkan telinga?
Dimanakah engkau saat suku bangsamu
harus melawan saudaranya sendiri?
Dimanakah engkau saat para ibu
mendambakan sekolah bagi anak mereka?
Dimanakah engkau saat keluarga-keluarga
tak sanggup membeli beras?
Dimanakah engkau saat jernihnya air dan
udara menjadi dambaan?
Dimanakah engkau saat mayoritas dan
minoritas menuntut pengakuan?
Dimanakah engkau saat tikus kantor
mengangkat kakinya tinggi-tinggi?
Dimanakah engkau saat media tidak dapat
dipercaya?
Dimanakah engkau saat para tokoh bermain
dagelan?
Dimanakah engkau saat hukum dan HAM
tumpul ke atas dan tajam ke bawah?
Dimanakah engkau saat keadilan menjadi
ketidakadilan dan sebaliknya?
Dimanakah engkau saat orang asing
menjajah tambangmu sendiri?
Dimanakah engkau saat pencuri mengambil
kekayaan alammu?
Dimanakah engkau saat negara lain
mengusik kedaulatanmu?
Dimanakah engkau saat kesejahteraan
bangsamu menjadi impian?
Bukankah katanya fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara?
Bukankah katanya pendidikan dijamin?
Bukankah katanya kebebasan beragama
dilindungi?
Bukankah katanya semua berdasarkan
hukum?
Bukankah katanya kedaulatan negara
adalah kewajibanmu?
Bukankah katanya kesejahteraan akan
dimiliki bangsamu?
Ataukah semua itu hanya katanya?
Entahlah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar