Senin, 10 Oktober 2016

FUNGSI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD, KEMAMPUAN DASAR ANAK SD, DAN KARAKTERISTIK ANAK SD



MAKALAH

FUNGSI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD,
KEMAMPUAN DASAR ANAK SD, DAN KARAKTERISTIK ANAK SD


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:
Pendidikan Seni Drama Tari


Dosen Pengampu:
Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd., M.Sn.

Disusun oleh:
Anastasia Konga Kaku           (1401512015)
Claudia Kartikasari                 (1401512019)
Fero Siske Yarangga               (1401512029)
Leja Sophia Kandai                (1401512031)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan disampaikan. Seni merupakan media ekspresi kreatif  dan aspiratif, yang dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan tekstur untuk seni rupa;  gerak dan peran untuk seni tari-drama serta suara/bunyi untuk seni musik;  dalam tata susunan yang artistik dan estetik. Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik, dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik secara lahir maupun batin. Oleh karena itu, “pendidikan melalui seni” merupakan konsep yang sangat cocok untuk diterapkan di SD.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apakah fungsi dari pembelajaran seni tari di SD?
2.      Bagaimana kemampuan dasar anak SD?
3.      Bagaimanakah karakteristik anak SD?

1.3              Tujuan
1.      Mengetahui fungsi dan manfaat pembelajaran seni tari di SD.
2.      Memahami kemampuan dasar anak SD.
3.      Memahami karakteristik anak SD.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Seni Tari-Drama sebagai Media Pendidikan di Sekolah Dasar
Hakikat paling dalam yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah perkembangan maksimal dari jasmani dan rohani anak. Untuk mencapainya, salah satu alat yang dapat dimanfaatkan adalah seni tari-drama. Seni tari-drama hadir dalam kurikulum sekolah dasar sebagai bidang studi yang menyajikan kesempatan pada siswa SD untuk memperoleh pengalaman-pengalaman seni. Pengalaman ini kemudian didayagunakan untuk menunjang usaha pendidikan. Pengalaman tersebut dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran artistik, yaitu kesadaran seperti ketika seniman berkarya, kesadaran menghayati seperti halnya apresiator seni yang dihadapi. Jadi apa yang dilaksanakan oleh siswa di sekolah dasar sama wataknya dengan kegiatan seni yang nyata-nyata sebagai kegiatan yang dapat menjadi wadah penuangan ekspresi dan kreativitas.
Terdapat dua tujuan dari pembelajaran seni tari-drama di SD, yaitu:
1.      Pendidikan untuk calon seniman
2.      Pembelajaran seni tari-drama untuk pengawasan anak didik
Dalam dunia pendidikan khususnya, seni tari dapat menjadi media pendidikan. Hal utama yang ingin dicapai melalui pendidikan ialah perkembangan maksimal jasmani dan rohani seseorang. Dan untuk mencapai itu salah satu alat atau media yang dapat dimanfaatkan adalah melalui seni tari. Bidang ini mampu menyajikan kesempatan untuk seseorang dalam memperoleh berbagai pengalaman-pengalaman seni. Sementara untuk diri sendiri seni tari pun mempunyai banyak sekali manfaat seperti, dapat membina perkembangan estetik, membantu pertumbuhan dan perkembangan seseorang, serta membina imajinasi agar kreatif.



2.2       Fungsi Pembelajaran Seni Tari di SD
Pendidikan seni tari-drama di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, memberi perkembangan estetik, dan membantu penyempurnaan kehidupan. Oleh karena itu pendidikan seni tari-drama di SD tidak berupa latihan-latihan untuk menjadikan anak-anak SD. Penari Jaipong, penari topeng, atau penari-penari lain yang terkenal. Walaupun ada di antara anak-anak SD yang memiliki bakat untuk menjadi penari  yang baik, tetapi itu bukan merupakan tujuan yang utama.
1.         Fungsi seni tari-drama untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan dari semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman seni tari-drama memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses tersebut. Peranan seni tari-drama dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik, memberikan sumbangan kearah sadar diri, membina imajinasi  kreatif dan memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah.
images (5).jpg

a.    Seni tari-drama meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik
Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas dalam  menari. Kegiatan semacam ini memberikan kesempatan untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental juga berkembang.karena kegiatan-kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga melibatkan kesadran estetik, maka pertumbuhan estetika juga mendapat kesempatan untuk tumbuh. Misalnya gerak-gerak yang dilakukan setelah anak-anak SD kelas rendah melihat gerak-gerak binatang, contohnya kupu-kupu. Anak akan menirukan gerak sayap kupu yang sedang bergerak terbang dengan caranya sendiri. Ada yang dengan tangan terlentang digerakan naik turun. Berlangsungnya kegiatan ini telah melibatkan proses mental, yaitu visualisasi hasil pengamatan yang sekaligus menjadi pengalaman yang bersifat estetik.

b.    Seni tari-drama memberikan sumbangan ke arah sadar-diri
Melalui kegiatan seni tari-drama keunikan anak-anak akan terbina. Karenanya anak dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik. Dengan demikian “self” anak dapat berkembang dan ini menyebabkan tumbuhnya insiatif, kemampuan mengkritik, kepemimpinan dan kreasi. Anak merasakan keberadaanya memiliki arti, terutama jika dia diberi peran tertentu dalam suatau kegiatan artistik/estetik, misal dalam diskusi kecil antar teman tentang sebuah gerak binatang berpasangan, mereka akan aktif dan saling memberikan sumbangan pikiran.
images (4).jpg

c.    Seni tari-drama membina imajinasi kreatif
Imajinatif kreatif itu sangat vital bagi anak (anak usia sekolah dasar). Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan ke arah menumbuh-kembangkan imajinasi kreatif merupakan usaha yang sangat baik. Dalam hubungan ini seni tari-drama menjadi penting, karena seni tari-drama selalu memberikan kesempatan berimajinasi kreatif. Contohnya seorang anak SD akan selalu berkhayal bahwa dia akan menjadi tokoh yang kuat, disegani sehingga dalam imajinasinya dia dapat mengalahkan musuh-musuhnya dengan mudah.gerak-gerak dan mimic yang dilakukan sangat menggambarkan kuatnya suatu imajinasi tertentu. Jika diberi kesempatan menirukan gerak binatang buas dia akan benar-benar berkhayal seandainya aku menjadi harimau. Kegiatan-kegiatan bermain dalam aneka gerak akan membina imajinasi mereka sehingga secara langsung akan berkembang.

d.   Seni tari-drama memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari-drama memberikan sumbangan terhadap perkembangan pemecahan maslah. Dalam aktifitas seni tari-drama anak-anak  SD dapat memunculkan gagasan-gagasannya yang menjadi benar-benar konkret. Motivasi guru memang sangat dibutuhkan agar anak selalu dapat menyelesaikan persoalan sendiri. Jika belum dapat dianjurkan agar di selesaikan  antar teman sampai mempunyai keputusan-keputusan tertentu. Manusia akan selalu menghadapi  masalah, sehingga melalui kegiatan tari-drama, siswa sekolah dasar juga terlatih untuk memecahkan masalah.
images (2).jpg

e.    Seni tari-drama memurnikan cara berpikir, berbuat dan menilai
Melalui kegiatan seni tari-drama, kehidupan siswa SD dapat diperkaya dengan proses penjelajahan yang terus-menerus. Selama proses penjelajahan tersebut, dibutuhkan penyusunan pengalaman secara kreatif dan sensitif. Jika siswa SD bermain, aktivitas mereka juga melibatkan pikiran. Jika mereka menirukan gerak alam atau binatang, mereka juga berpikir bahwa gerak-gerak yang dilakukan seperti apa yang mereka amati. Aktivitas ini akan memberikan pertanyaan “apakah gerakanku” baik. Keputusan yang akan diberikan tersebut akan menjadi proses menilai yang bijaksana, sehingga dapat dipastikan mereka akan melakukan pengubahan-pengubahan untuk sesuatu yang lebih baik.

f.     Seni tari-drama memberikan sumbangan kepada perkembangan kepribadian
Dewasa ini penilaiaan terhadap keberhasilan pendidikan dilihat pada ada atau tidak adanya perkembangan kepribadian karena kepribadian dipandang penting dalam suatu kehidupan. Ekspresi bebas dalam masyarakat yang merupakan penyesuaiaan emosional itu pada akhirnya mematangkan kepribadian. Usaha-usaha mematangkan kepribadian seni tari-drama dapat dilakukan guru dengan cara membantu penyesuiaan rasa emosionalnya,membantu menghilangkan perasaan terikat, membantu menghilangkan rasa takut,membantu menekankan kekecewaan, memberikan kepercayaan serta mendorong anak agar selalu berbuat positif. Hal-hal tersebut dapat dilakukan lewat kegiatan pembelajaran seni tari-drama.
images (3).jpg

g.    Seni tari-drama membina perkembangan estetik
Melalui seni tari-drama pancaindera anak terlatih, penghayatan menjadi kuat dan keputusan visual akan berkembang menjadi peka kritis. ”Melihat” bukan merupakan fungsi mata semata,tetapi melibatkan seluruh indera di tambah dengan visi batin. Demikian pula ketika mendengar, bersuara, ataupun bergerak. Cara melatih panca indera dan seluruh anggota tubuh harus melalui proses kegiatan tanpa paksaan, dengan memperhitungkan 3 faktor berikut ini:
a.         Harus mengembangkan konsep-konsep baru,
b.        Harus menciptakan situasi yang dapat memberikan dorongan untuk memacu kegiatan dengan penuh ketelitian; dan
c.         Harus menjadi kesempatan belajar menilai terhadap apa yang dilakukan.
Seni tari-drama adalah proses mewujudkan perasaan dengan melibatkan kesadaran estetik dan keputusan kritis. Orang yang telah berkembang perasaan estetiknya akan sanggup mengapresiasi kualitas seni dan pengalaman sehari-hari.
images (1).jpg

h.    Seni tari-drama membantu menyempurnakan kehidupan
Unsur kehidupan yang mendorong ekspresi akan mendatangkan pengetahuan bagi anak didik. Sebaliknya, keinginan anak untuk mengetahui kehidupan, mengimajinasikan kehidupan, akan memperlakukan kehidupan anak. Oleh karena itulah seni tari-drama dapat memberikan bantuan menyempunakan kehidupan akan didik yang antara lain di tunjukkan dengan kehidupan kreatif dan kehidupan yang sosial yang baik. Karena pada dsarnya seni tari drama dapat memberikan kebebasan berimajinasi dan berkreasi, maka secara langsung seni tari-drama menjadi sesuatu yang menarik perhatian anak-anak SD.
Ekspresi seni tari-drama dapat berlangsung dalam kegiatan individual maupun kegiatan kelompok. Dalam kegiatan kelompok, siswa SD belajar membagi pengalaman yaitu pengalaman dalam hal bahan, alat-alat dan dalam menghargai kemampuan orang lain. Ini berarti kebiasaan-kebiasaan sosial dikembangkan secara baik, seperti kerjasama, tanggung jawab, percaya diri sendiri dan inisiatif.
Bagi anak-anak yang berbakat, kegiatan seni memberikan kesempatan untuk berlatif dalam seni tari-drama. Disamping kegiatan-kegiatan yang ditentukan oleh jadwal sekolah, anak-anak mendapatkan kesempatan menggunakan waktu senggangnya terbuka horizon baru bagi hobi, bagi pekerjaan sampingan dan pekerjaan kejujuran untuk sumber nafkah di kemudian hari nanti.

2.3              Kemampuan Dasar Anak Sekolah Dasar
Secara umum perkembangan manusia dapat dibedakan menjadi 4 Kategori, yaitu :
1.       Perkembangan Kogniif
2.       Perkembangan Personal (termasuk di dalamnya perseptual dan emosional)
3.       Perkembangan Sosial
4.       Perkembangan Fisik (Woolfolk & Nicolich, 1984 :45)
Perkembangan Kognitif berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada cara-cara berpikir atau bagaimana seseorang berfikir pada setiap tingkatan perkembangannya (termasuk di dalamnya bagaimana ia menanggapi lingkungan di sekitarnya). Perkembangan Personal merupakan perubahan-perubahan yang terjadi yang berkaitan dengan kepribadian. Sedangkan Perkembangan Sosial berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang dalam kaitannya dengan hubungan individu yang satu dengan yang lain. Selanjutnya Perkembangan Fisik lebih pada perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh manusia.
Perkembangan yang terjadi pada individu disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
Faktor pertumbuhan dan kematangan, perubahan–perubahan yang terjadi pada individu secara alamiah dan spontan.
1.         Faktor belajar, perubahan – perubahan yang terjadi dari interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya.
2.         Anak Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang khas dalam hal fisik maupun psikologis, khususnya dalam tingkat intelektual, emosional, sosial, estetik, kreativitas dan daya perseptual serta pertumbuhan fisiknya.
2.3.1    Kemampuan Intelektual Anak
Menurut Piaget (Woolfolk and Nicolich, 1984: 51) ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu :
1.       Kematangan
2.       Aktivitas
3.       Transmisi sosial
4.       Equilibration
Perkembangan berpikir manusia terjadi sebagai dampak interaksi dari keempat faktor tersebut.

2.3.2    Keterampilan Dan Kemampuan Siswa Sekolah Dasar (Sd)

Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas.  Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna.
Ada kecakapan dan keterampilan yang masih harus dikembangkan di SD sesuai dengan kurikulum yang berlaku:
1.        Kecakapan Berbahasa
Pada taraf ini merupakan pengembangan kecakapan bahasa dari lisan di TK menjadi menulis diteruskan membaca dan menulis tingkat lanjut. Kecakapan ini pun dibagi menjadi:
a.        Kecakapan Bahasa Pasif Lisan
b.       Kecakapan Berbahasa Pasif Tertulis
c.        Membaca Lanjut
d.        Kecakapan Berbahasa Aktif Lisan
e.        Kecakapan Bahasa Aktif Tertulis
2.        Kecakapan Matematika
3.        Kecakapan Bernyanyi
4.        Kecakapan menggambar
5.        Kecakapan Beragama
6.        Kecakapan Berbuat Susila
7.        Kecakapan Keterampilan Tangan
8.        Kecakapan Fisik/Olahraga

2.4              Karakteristik Anak Sekolah Dasar
A.       KARAKTERISTIK SUARA ANAK USIA SD
Usia 4 – 5 tahun
1.        Anak usia ini terdengar tipis, kecil, dan ringan
2.        Mereka belum dapat menyanyikan nada lagu dengan cepat
3.        Wilayah suaranya biasanya adalah nada d’ sampai a’ , ada juga yang dapat bernyanyi dengan wilayah suara d’ sampai d’’.
4.        Anak sudah dapat menanyikan lagu dengan pola melodi yang sederhana.

Usia 6 – 7 tahun
1.        Pada umumnya mereka memiliki suara yang tinggi dan ringan, namun beberapa di antaranya ada juga yang bersuara rendah.
2.        Pada usia ini anak mulai memahami perbedaan tinggi rendah nada .
3.        Anak sudah dapat menyanyikan lagu yang memiliki kalimat-kalimat  pendek  dan mulai dapat menyanyikan beberapa nada berdurasi panjang.
4.        Anak suka bernyanyi sendiri.
5.        Batas suara anak bisanya anatar d’ sampai b’ bahkan adanya yang mencapai d’ sampai d’’.

Usia 8 – 9 tahun
1.        Pada usia ini pada umumnya anak mulai dapat bernyanyi dengan nada  yang tepat
2.        Pada anak laki-laki, mereka mulai mengembangkan resonan untuk mempersiapkan diri menjadi suara alto-sopran (yang kelak akan berubah menjadi suara laki-laki dewasa.
3.        Mereka mulai dapat diperkenalkan canon (lagu yang dinyanyikan secara susul-menyusul) , atau lagu bersuara  dua atau menyanyikan lagu berdesakan.
4.        Lagu yang dinyanyikan mulai bernilai ekspresif, seperti melodi yang mengalir, melodi dinyanyikan dengan hentakkan, atau tegas dan sebagainya.

Usia 10 – 12 tahun
1.        Pada anak-anak yang belum mengalami perubahan suara, suara mereka  masih terdengar jernih dan ringan.
2.        Sementara suara anak laki-laki menjadi lebih indah menjelang terjadi perubahan suara.
3.        Pada usia ini beberapa anak sudah mulai mengalami perubahan suara dimana suara mereka menjadi rendah seperti suara anak-anak laki-laki dewasa.

B.    KARAKTERISTIK MUSIK ANAK
Musik untuk anak-anak tentunya disesuaikan dengan  karakteristik penikmatnya, yakni anak-anak.Musik ereka tentunya harus disesuaikan dengan hakikat anak, perkembangan anak yang ditinjau dari segi biologis jiwa, daya pikir, dan minat anak.

Berikut beberapa karakteristik yang sebaiknya muncul dalam musik anak adalah.
1.    Musik sesuai dengan minat dan menyatuhkan dengan kehidupan anak sehari-hari.
2.    Ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat  ini dimaksudkan agar guru dapat meminta anak untuk berimprovisasi, mengubah melodi atau teks lagu sesuai dengan kemampuan dan kreativitas anak.
3.    Nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya, seperti tempo, dinamik, bunyi, dan ekspresi musik yang dapat diolah dan diganti serta diekspresikan anak.
4.    Melalui musik anak diberikan kesempatan pula untuk bergerak melalui musik.

C.   KARAKTERISTIK GERAK ANAK
Bila kita amati perkembangan fisik khususnya perkembangan motorik anak manusia, kita akan mencatat bahwa anak manusia lahir dengan keadaan tak berdaya yang belajar menggapai barang yang berada di dekatnya sambil belajar  mengordinasikan antara mata, otak, tangan atau kaki untuk menyentuh benda yang disodorkan padanya.

D.   KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK
Memahami tipologi dan periodisasi karya seni rupa anak pada masa pra dan pasca SD amat penting. Karena hal tersebut akan mendasari kebijakan Anda sebagai seorang guru. Dengan pemahaman tersebut Anda dapat menentukan materi dan strategi pembelajaran dengan tepat.

Pada masa usia Sekolah Dasar ini sering pula sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Menurut pendapat ini, masa keserasian bersekolah dibagi dalam dua fase, yaitu;
1.         Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1 sampai dengan kelas 3. Jadi kelas 1 sampai dengan kelas 3 termasuk dalam kategori kelas rendah;
2.         Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai kira-kira umur 12). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4 sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai kelas 6 termasuk dalam kategori kelas tinggi.

Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing.
Masa-masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut:
1.         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah
2.         Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional
3.         Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.         Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain
5.         Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6.         Pada masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
7.         Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
8.         Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9.         Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.

Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu :
1.         Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis;
2.         Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;
3.         Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor;
4.         Sampai kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11,0 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5.         Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah;
6.         Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri;
7.         Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia yang serba tahu.
Karakteristik perkembangan pada siswa Sekolah Dasar dapat juga dilihat tahap-tahap perkembangan kognitif menurut teori Piaget. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa usia anak yang sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6,0 atau 7,0 sampai dengan 11,0 atau 12,0 tahun. Usia 6,0 atau 7,0 tahun dalam teori Piaget masuk dalam kategori praoperational periode dalam tahapan intuitive. Periode ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar). Pada masa ini anak gemar meniru, telah mampu menerima khayalan, dapat bercerita tentang hal-hal yang fantastik, ia tidak terikat pada realitas, sehingga ia dapat berbicara dengan kursi, anjing, dan sebagainya. Anak berlatih sendiri menggunakan bahasanya, sering ia berbicara sendiri. Piaget menamakannya ”Collective monologue”.
Usia 7,0 sampai 11,0 atau 12,0 termasuk dalam tahapan periode operasional konkret. Fase ini menurut Piaget menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Dalam fase yang lalu, fase praoperasional, anak seakan-akan hidupnya dalam mimpi dengan pikiran-pikiran magis, dengan fantasi yang leluasa. Aktivitas anak pada fase ini dapat dibentuk dengan peraturan-peraturan, (karena peraturan dasar mentaati peraturan), karena itu mempunyai nilai fungsional. Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas yang diberikan.
Perkembangan yang terjadi pada siswa di Sekolah Dasar dapat pula kita lihat dalam perkembangan penghayatan keagamaan. Perkembangan ini dapat dikatakorikan dalam perkembangan afektif. Usia siswa pada Sekolah Dasar dapat dimasukan ke dalam masa kanak-kanak yaitu usia 7 tahun dan masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun).
Ciri- ciri masa kanak-kanak adalah;
1.         Sikap keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya
2.         Pandangan Ketuhanan yang anthropormorph (dipersonifikasikan)
3.         Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual
4.         Hal Ke-Tuhanan dipahamkan secara ideosuncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf kemampuan kognitifnya yang masih bersifat egocentric (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya)

Ciri-ciri masa anak sekolah ditandai oleh:
1.         Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
2.         Pandangan dan faham ketuhanan diterangkan secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dan keagungan-Nya.
3.         Penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual yang diterima sebagai keharusan moral.

Sebagaimana telah dikemukan di atas bahwa anak pada masa Sekolah Dasar dikategorikan sebagai masa anak sekolah. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pada usia masuk terutama pada masa kelas rendah, sifat masa kanak-kanak akan masih nampak. Sedangkan sikap-sikap masa anak sekolah akan sangat menonjol sekali pada usia masa kelas tinggi.
Berdasarkan ciri-ciri perkembangan baik kognitif, bahasa dan afektif, maka dapatlah dibedakan secara ringkas karaterisik antara siswa Sekolah Dasar pada kelas rendah dan kelas tinggi.

Ciri pada siswa kelas rendah yaitu:
1.         belum mandiri;
2.         belum ada rasa tanggung jawab pribadi
3.         penilaian terhadap dunia luar masih egosentris;
4.         belum menunjukkan sikap kritis masih berfikir yang fiktif.

Sedangkan ciri pada siswa kelas tinggi:
1.         sudah mulai mandiri;
2.         sudah ada rasa tanggung jawab pribadi;
3.         penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain;
4.         sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.
Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.

Selain dari itu karakteristik yang dimiliki oleh anak tingkat SD  antara lain:
1.         Senang bermain,
2.         Senang bergerak,
3.         Senang bekerja dalam kelompok,
4.         Senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung,
5.         Anak cengeng,
6.         Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain,
7.         Senang diperhatikan,
8.         Senang meniru.

download.jpg








BAB III
PENUTUP

3.1          Simpulan
1.        Fungsi Seni Tari-Drama dalam Pembelajaran di SD
Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan dari semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman seni tari-drama memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses tersebut. Peranan seni tari-drama dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik, memberikan sumbangan ke arah sadar diri, membina imajinasi kreatif dan memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah.

2.        Kemampuan Dasar Anak SD
Secara umum perkembangan manusia dapat dibedakan menjadi 4 Kategori, yaitu :
1.       Perkembangan Kogniif
2.       Perkembangan Personal (termasuk di dalamnya perseptual dan emosional)
3.       Perkembangan Sosial
4.       Perkembangan Fisik (Woolfolk & Nicolich, 1984 :45)

3.        Karakteristik Anak SD
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.
Selain dari itu karakteristik yang dimiliki oleh anak tingkat SD  antara lain:
1.      Senang bermain,
2.      Senang bergerak,
3.      Senang bekerja dalam kelompok,
4.      Senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung,
5.      Anak cengeng,
6.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain,
7.      Senang diperhatikan,
8.      Senang meniru.

3.2          Saran
Karena seni tari-drama berperan dalam berbagai aspek bagi kemajuan anak, kiranya seni tari-drama terus dikembangkan di dalam pendidikan ajar menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi jasmani maupun rohani seorang anak. Sebagai guru hendaknya semakin aktif dalam menciptakan karya-karya yang kreatif serta inovatif demi kemajuan para siswa. Kemampuan mengemas pembelajaran menjadi menarik dan bernilai diperlukan. Tidak semata-mata sebagai pendidikan seni, tetapi juga sebagai pendidikan akhlak dan moral Oleh karena itulah seni tari-drama dapat memberikan bantuan menyempunakan kehidupan akan didik yang antara lain di tunjukkan dengan kehidupan kreatif dan kehidupan yang sosial yang baik.


















DAFTAR PUSTAKA

Harini, Ninik dan Purwatiningsih. 2002. Pendidikan Seni Tari-Drama SD. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press)

http://bazmalla.blogspot.com/2012/11/keterampilan-dan-kemampuan-anak-sekolah.html

Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

Tidak ada komentar: