MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA 3
Dosen
Pengampu : Dra. Sri Hartati, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Claudia Kartikasari 1401512019
Fero Yarangga 1401512029
Leja Sophia Kandai 1401512031
Nur Hasma 1401512034
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2013
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini yang berjudul
Erosi dan Abrasi sesuai waktu yang
ditentukan.
Tujuan pokok dari penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas pembelajaran perkuliahan semester tiga pada
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 3 dengan tujuan agar kita dapat mengetahui
bagaimana dampak buruk dari erosi dan abrasi bagi
kehidupan manusia.
Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang mungkin di luar
dari pengetahuan kami. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari Ibu dan
teman – teman sangat kami harapkan, sebagai pelajaran bagi kami untuk
kedepannya bisa lebih baik.
Semarang,
05 Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari
kita tahu bahwa tanah apabila tidak dirawat akan terjadi erosi yang
menyebabakan tanah menjadi keras dan tumbuhan sulit hidup. Erosi adalah
pelepasan atau pemindahan material tanah dan batuan dari satu tempat ke
tempat lain yang disebabkan oleh adanya tenaga air, angin dan glester. .Erosi biasanya terjadi dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah.
Menurut istilah ilmu geologi
erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan
oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin
yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding
lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerus
batuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian
pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan
jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.Proses Terjadinya
Erosii merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya
semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya
erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan
tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur
tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam
menimbulkan tingkat erosi yang tinggi. Selain faktor curah hujan, tekstur tanah
dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang
gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi
juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.
Bentuk
muka bumi selalu mengalami perubahan. Perubahan bentuk muka bumi disebabkan
oleh tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari perut bumi seperti letusan gunung,
gempa bumi dan lain-lain. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal
dari luar permukaan bumi, seperti gerakan angin, gerakan air dan lain-lain.
Perubahan bentuk permukaan bumi sebenarnya merupakan hal yang bersifat alami.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai
menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa
menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat
terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari
mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang
sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi
wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak
akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa
negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana
pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal
pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material
yang tidak sedikit. Demikian juga
dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk
yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari
abrasi.
B. Rumusan
Masalah
Materi yang akan
dibahsa pada makalah ini meliputi :
1.
Apa itu erosi ?
2.
Apa saja jenis atau
macam-macam erosi ?
3.
Bagaimana proses
terjadinya erosi ?
4.
Apa saja factor-faktor
yang mempengaruhi erosi ?
5.
Apa dampak erosi
terhadap kehidupan ?
6.
Bagaimana cara
mengatasi dan menanggulangi erosi ?
7.
Apa itu abrasi ?
8.
Apa saja jenis atau
macam-macam abrasi ?
9.
Bagaimana proses
terjadinya abrasi ?
10.
Apa dampak abrasi
bagi kehidupan ?
11.
Bagaimana cara mengatasi dan menanggulangi
abrasi ?
C. Tujuan
Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
1. Pengertian itu erosi
2. Jenis atau macam-macam
erosi
3. Proses
terjadinya erosi
4. Factor-faktor
yang mempengaruhi erosi
5. Dampak
erosi terhadap kehidupan
6. Cara
mengatasi dan menanggulangi erosi
7. Pengertian abrasi
8. Jenis atau
macam-macam abrasi
9. Proses terjadinya
abrasi
11. Cara mengatasi
dan menanggulangi abrasi
BAB
II
PEMBAHASAN
Erosi
1. Pengertian
Erosi
Erosi adalah peristiwa
pengikisan padatan (sedimen, tanah,
batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,
air
atau es,
karakteristik hujan,
creep
pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk
hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.
Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses
penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Erosi
sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan
tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia
dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan,
perkebunan
dan perladangan,
kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan
pembangunan jalan.
Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami
erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi
alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur
akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan
yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building,
praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
2. Bentuk-bentuk
Erosi
Menurut Arsyad (2006), berdasarkan bentuk erosi dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengangkutan lapisan tanah
yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Kekuatan butiran-butiran hujan
dan aliran permukaan yang merata diatas permukaan tanah merupakan penyebab
erosi ini. Karena kehilangan lapisan dipermukaan tanah seragam tebalnya,
maka bentuk erosi ini tidak segera nampak.
b. Erosi alur (rill erosion) adalah erosi yang terjadi karena air
terkonsentrasi dan mengalir pada tempat tempat tertentu di permukaan tanah,
sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat aliran permukaan
terkonsentrasi. Biasanya alur erosi yang terjadi masih dangkal dan dapat
dihilangkan dengan pengolahan tanah.
c. Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya mirip dengan erosi
alur, namun saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak
dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit dapat berbentuk V
atau U, tergantung pada kepekaan erosi substratanya.
d. Erosi tebing sungai (river bank erosion) terjadi sebagai akibat
pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau
oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai.
e. Longsor (lendslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutannya
atau pemindahan atau pergerakan tanah terjadi pada saat bersamaan dalam volume
yang besar. Berbeda dari bentuk erosi lainnya, pada tanah lonsor pengangkutan
tanah dalam volume besar terjadi sekaligus.
Ada 2 tipe erosi, yaitu :
a. Erosi
normal (geological erosion) adalah merupakan erosi yang berjalan sangat lambat
sehingga jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk.
b. Erosi
dipercepat (accelerated erosion) merupakan erosi yang dipercepat akibat
kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi
lebih banyak daripada tanah yang terbentuk.Erosi ini berjalan sangat cepat
sehingga tanah dipermukaan (top soil) menjadi hilang.
Erosi Yang Diperbolehkan
·
Menurut Sarief (1985)
bahwa tidak mungkin atau sangat sulit untuk mencegah atau menghilangkan erosi
sampai pada tingkat tidak terjadi erosi sama sekali atau nol pada tanah-tanah
yang diusahakan. Akan tetapi usaha konservasi dilakukan tidak untuk menghentikan
erosi, tetapi mengendalikan laju erosi ke suatu nilai tertentu yang
menguntungkan yaitu nilai erosi yang diperbolehkan (Arsyad, 1989)/
·
Menurut Thorne et al.
(1980) dikutip oleh Rahim, (2000), sedikitnya ada empat faktor utama yang
mempengaruhi laju erosi yang dapat ditoleransi tanpa kehilangan produktivitas
tanah secara permanen. Keempat faktor tersebut adalah kedalaman tanah, tipe
bahan induk, produktivitas relatif dari topsoil dan subsoil, dan jumlah erosi
terdahulu.
·
Penetapan besarnya
erosi yang diperbolehkan semata-mata merupakan suatu kompromi dari pertimbangan
sifat-sifat tanah dan ekonomi dengan berpatokan pada besarnya erosi yang terjadi
dan besarnya erosi yang diperbolehkan/dibiarkan dengan proses pengolahan
tertentu, maka ditetapkan alternatif-alternatif perbaikan pengolahan tanah agar
erosi yang terjadi dapat diteruskan sampai batas yang masih dapat diperbolehkan
(Hakim et al, 1986)
3. Jenis-jenis Erosi
a. Erosi
Air

Erosi air dimulai dari jatuhnya air hujan. Air hujan
tersebut tidak mampu memecahkan agregat (bahan-bahan mineral yang tidak
bergerak seperti batu kerikil dan debu) dan menghempaskan partikel-partikel
bersama percikan air hujan.
Adapun bentuk atau tipe erosinya
sebagai berikut :
·
Erosi percikan yang
terjadi karena percikan air hujan yang kemudian mengalir menuruni lereng-lereng
secra terus menerus.
·
Erosi permukaan yang
terjadi karena aliran air yang mengalir secara terus
menerus.

·
Erosi parit yaitu
aliran erosi berbentuk parit-parit.
Pada gambar disamping dapat dilihat bahwa akibat
erosi air yang terjadi di El
Paso County, Colorado,
Amerika Serikat.
Pada dasarnya air merupakan faktor utama
penyebab erosi seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang mengalir
makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus dapat bergerak dengan
kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi yang kritis. Air sungai
dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat
memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan
menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur
batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu
sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.
Erosi juga dapat terjadi akibat air
laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor
penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan
gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai
b. Erosi
Angin

Erosi angin terjadi di daerah berpasir,
mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir. Proses pengikisan bantuan yang
dilakukan oleh angin disebut deflasi. Proses erosi ini hanya terjadi di daerah
yang kering, misalnya : padang pasir dan pantai berpasir.
c. Erosi
Gletser
Erosi gletser disebut juga extarasi gletser atau es.
Terdapat di daerah kutub dan puncak-puncak gunung tinggi seperti Gunung Himalaya,
Alpen, Rocky Mountain, pegunungan Jaya Wijaya.

d. Erosi
oleh gelombang
Erosi terjadi oleh gelombang laut yang memukul ke pantai. Erosi ini dapat dibedakan menjadi :
-
Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai.
Pukulan gelombang menyebabkan batuan pecah berkeping-keping.
-
Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material
yang diangkut gelombang ketika gelombang memukul ke tebing pantai.
-
Erosi oleh Angin Erosi ini terjadi oleh angin yang bertiup. Erosi
ini terjadi di daerah yang tidak bervegetasi atau bervegetasi sangat jarang di
daerah gurun atau pesisir.
Erosi ini dapat dibedakan
menjadi:
1.
Deflasi : erosi oleh angin yang bertiup dan menyebabkan material
lepas yang halus terangkut.
2.
Abrasi : erosi abrasi menyebabkan
terbentuknya cliff. Cliff adalah lereng dengan dinding bagian atas menggantung
karena dinding bagian bawah telah terkikis oleh gelombang air laut.
4. Proses
Terjadinya Erosi
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak
lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia.

Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah
karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi
yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga
agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan
kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul
tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat
disebabkan oleh angin, air laut dan es.
Di daerah beriklim tropika basah, aliran merupakan
penyebab utama erosi tanah, sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang
berarti. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan :
a. pengelupasan
(detachment),
b. pengangkutan
(transportation), dan
c. pengendapan
(sedimentation) (Asdak, 1995).
Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua sub
proses yaitu :
a. penghancuran
struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan
yang menimpa tanah dan perendaman oleh air yang tergenang, dan pemindahan (pengangkutan)
butir-butir tanah oleh percikan hujan, dan
b. penghancuran
struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah tersebut oleh air yang
mengalir dipermukaan tanah. Secara skematis proses terjadinya erosi
diperlihatkan pada gambar
![]() |
Air hujan yang menimpa tanah-tanah terbuka akan
menyebabkan tanah terdispersi. Sebagian dari air hujan yang jatuh tersebut akan
mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya air hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah tergantung pada hubungan antara jumlah dan intensitas hujan
dengan kapasitas infiltrasi tanah dan kapasitas penyimpanan air tanah. Kekuatan
perusak air yang mengalir diatas permukaan tanah akan semakin besar dengan
semakin curam dan makin panjang lereng permukaan tanah. Tumbuh-tumbuhan yang hidup
diatas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap air dan
memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh, dan daya dispersi
dan angkut aliran air di atas permukaan tanah. Perlakuan atau tindakan-tindakan
yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan di atasnya akan
menentukan apakah tanah itu akan menjadi baik dan produktif atau menjadi rusak
(Arsad, 1989).
5. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Erosi
a. Iklim
Faktor iklim yang besar pengauhnya terhadap erosi
tanah adalah hujan. Tenaga yang dimiliki oleh butir-butir hujan mengikis
permukaan tanah, kemudian dihanyutkan melalui aliran permukaan. Tingkat erosi
tanah yang dihasilkan bergantung pada jumlah dan intensitas curah hujan.
b. Tanah
Faktor tanah mempengaruhi erosi adalah sebagai
berikut :
·
Tekstur tanah, yaitu
perbandingan antara jenis liat, lempung, dan pasir (geluh)
·
Struktur tanah, yaitu
susunan butir-butir tanah yang terdiri dari liat, lempung, dan pasir
·
Infiltrasi, yaitu
proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.
·
Kandungan bahan
organik, yaitu banyaknya bahan organik dan humus sehingga menentukan struktur
tanah dan daya tahan air tanah.
c. Topografi
Topografi adalah bentuk kemiringan dan panjang
lereng yang dapat menentukan laju aliran air di permukaan. Pada lahan datar
percikan air melemparkan partikel tanah ke segala arah, sedangkan pada lahan
miring partikel tanah banyak terlempar ke arah bawah sesuai kemiringan lereng.
d. Vegetasi
Vegetasi penutup lahan antara lain berfungsi menahan
jatuhnya air hujan lansung ke tanah dan menahan kecepatan aliran permukaan.
e. Campur
tangan manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam
mengelola hutan dan mengelola lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan,
terutama terjadinya erosi.
6. Dampak
Erosi
Dampak buruk dari erosi ada dua yaitu :
a. Dampak
di tempat kejadian erosi (on-site) dan
Dampak langsung erosi on-site antara lain kehilangan
lapisan tanah yang baik bagi berjangkarnya akar tanaman, kehilangan unsur hara
dan kerusakan struktur tanah, turun/rusaknya bangunan konservasi atau bangunan
lainnya, turunnya pendapatan petani. Dampak tidak langsung erosi on-site adalah
berkurangnya alternatif penggunaan tanah, timbulnya dorongan untuk membuka
lahan baru, munculnya biaya lain untuk perbaikan lahan dan bangunan yang rusak.
b. Dampak
di luar tempat kejadian erosi (off-site).
Dampak langsung di luar tempat kejadian erosi
(off-site) adalah pelumpuran dan pendangkalan waduk, sungai, saluran dan badan
air lainnya, tertimbunnya lahan pertanian, jalan, dan bangunan lainnya,
rusaknya mata air dan kualitas air, rusaknya ekosistem perairan serta
meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan. Dampak tidak langsung di luar
tempat kejadian erosi yaitu kerugian akibat memendeknya umur waduk,
meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir (Arsyad, 2000).
Di Indonesia, dampak buruk dari
proses erosi tanah tidak hanya dialami oleh lahan-lahan pertanian saja,
melainkan dialami juga oleh kawasan hutan daerah pemukiman, daerah industri
yang sedang dibangun, daerah pertambangan, dan sebagainya. Di areal pertanian
sendiri, proses erosi banyak terjadi pada lahan berlereng yang dikelola untuk
budidaya tanaman semusim yang tidak dilengkapi dengan tindakan-tindakan
konservasi tanah (Abdurachman dan Sutono, 2002).
Selain
itu, proses erosi juga memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan dari proses
erosi ini dengan demikian harus kita lihat dari sudut pandang yang lebih luas
dan menyeluruh. Kita harus melihat bahwa erosi menguntungkan, karena tanpa
erosi maka sedimentasi tidak akan terjadi. Tanpa erosi, maka tak kan ada sedimentasi,
maka tidak akan ada lahan persawahan dataran rendah yang subur. Tanpa erosi di
darat, maka tak kan ada sedimentasi di pantai atau laut dalam, maka tidak akan
ada delta-delta atau endapan laut yang darinya kita
mendapatkan minyak dan gas bumi.
Dari sudut
pandang sumberdaya mineral, erosi berarti dua hal:
a. Erosi menyebar rahasia keberadaan
mineral yang berada di dalam bumi sehingga
dapat
diketahui melalui penyebaran material hasil erosi melalui alur-alur sungai.
Para ahli geokimia mencari endapan mineral salah satu caranya adalah
dengan cara melacak melalui endapan di aliran sungai.
b. Erosi dapat menyebabkan endapan
mineral yang terdapat jauh di dalam bumi tersingkap ke permukaan bumi sehingga
dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh manusia.
7. Upaya Penanggulangan Erosi
Usaha
untuk mencegah erosi di lakukan dengan pengolahan pada tanah. Usaha ini sering
disebut konservasi tanah. Untuk mengetahui cara konservasi tanah, sebelumnya
harus mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan
peranannya. Faktor iklim, terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah
hujan yang tinggi dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya
erosi. Salah satu contoh pengendalian faktor ini dapat dilakukan dengan membuat
saluran air, sehingga air hujan yang jatuh dapat diatur dan akan dimanfaatkan
untuk irigasi.
Selain itu
untuk menjaga
kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi terhadap tanah, maka dapat
dilakukan beberapa langkah berikut :
a. Terassering
Menanam
tanaman dengan system berteras-teras untuk mencegah erosi tanah
b. Contour Farming
Menanami
lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah
c. Pemupukan
d. Pembuatan Tanggul Pasangan
Untuk
menahan hasil erosi

Pada
daerah - daerah pantai yang tebingnya curam, maka di depan bibir pantai dapat
dibuat bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah ombak,
maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan
tersebut. Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai
menjadi lemah. Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi
akibat hantaman gelombang pasang air laut
e. Contour Plowing
Membajak
searah garis kontur sehingga terjadilah alur-alur horizontal
f. Contour Strip Cropping
Bercocok
tnam dengan cara membagi bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan
memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok
g. Crop Rotation
Usaha
pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsure hara
akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman
h. Reboisasi
Menanami
kembali hutan-hutan yang gundul
Lahan-lahan yang kritis atau lahan yang gundul ditanami
dengan tanam-tanaman keras, seperti pohon mahoni, pohon angsana,
pohon jati, pohon meranti dan lain-lain.
|
![]() |
Untuk
daerah-daerah yang miring, pengolahan lahan dilakukan dengan sistem sengkedan
atau terassering. Pada setiap pematang yang ada di sawah sengkedan usahakan ditanami
tanam-tanaman keras seperti pohon kelapa, turi, munggur dan lain-lain. Jenis
tanaman keras seperti pohon kelapa disamping dapat dimanfaatkan kayu, buah
dan daunnya; akar-akarnya juga berfungsi untuk menahan pematang dari bahaya longsor.
|

Untuk menghindari terjadinya erosi pada bibir
pantai, maka pada bibir pantai hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau
(mangrove). Jenis tanaman lainnya yang dapat digunakan menghutankan bibir
pantai adalah pohon api-api. Hutan bakau atau api-api yang ada di daerah pantai
disamping dapat mencegah terjadinya erosi pada bibir pantai juga bermanfaat
bagi kehidupan beraneka satwa. Contohnya akar pohon bakau atau api-api yang
malang melintang di bawah permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan
berbagai jenis ikan. Sedangkan dedaunan yang tumbuh
rimbun pada bagian batang dan ranting-rantingnya sangat cocok untuk
perkembangbiakan berbagai jenis burung, monyet, ular pohon dan lain-lain.
i.
Drainase
Pengaturan
sirkulasi air untuk kesuburan tanah
Abrasi
1. Pengertian Abrasi
Abrasi
adalah proses pengikisan pantai
oleh tenaga gelombang
laut
dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi
pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya
keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh
gejala alami, namun manusia
sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah
terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan
mangrove.
Abrasi adalah suatu proses
pengikisan tanah / pantai yang disebabkan oleh hantaman tenaga gelombang laut,
arus laut, sungai, pasang surut laut, gletser dan angin yang bersifat merusak
di sekitarnya. Abrasi disebut juga dengan erosi pantai. Abrasi berasal dari
bahasa Latin yakni Abradĕre atau Abrasio, yang berarti "keributan".
Intensitas Abrasi tergantung pada, konsentrasi kecepatan kekerasan ombak , dan
massa partikel yang bergerak. Akibat dari Abrasi ini adalah pembentukan sebuah
tebing yang bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan kilometer.
2. Jenis
atau macam-macam abrasi
·
Abrasi pantai
·
Pencemaran lingkungan
3. Proses terjadinya abrasi
4.
Abrasi terjadi karena
naiknya permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya lapisan es di
daerah kutub bumi. Pencairan ES ini diakibatkan oleh pemanasan Global.
Pemanasan Global ini terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik
maupun dari gas kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari
matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan terperangkap
dalam atmosfer bumi sehingga mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat. dan
membuat ES di Kutub mencair, dan permukaan air laut akan mengalami peningkatan
diseluruh dunia dan menggerus daerh permukaan yang rendah. Ini menjadi bukti
bahwa pencemaran lingkungan erat kaitannya dengan Abrasi ini.
5. Dampak Abrasi
Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai
akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah
yang permukaannya rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan
wisata menjadi rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut.
Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi
pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil
di perairan Indonesia.
Abrasi pantai diakibatkan oleh dua faktor utama yang
disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu;
·
Peningkatan permukaan
air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di daerah kutub sebagai akibat pemanasan global.
·
Hilangnya vegetasi
mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang
ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga
menghambat terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang
telah dirusak oleh manusia.
Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor
bencana alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di perairan Indonesia
akibat abrasi itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta
pusaran angin.
6. Beberapa
Hal untuk Mengatasi Masalah Abrasi Pantai
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
(paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yaitu:
·
Pemerintah harus segera
secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan
pembentukan tembok laut (groin).
·
Hutan mangrove di
sekitar pantai yang terkena dampak abrasi tersebut.
Penanganan abrasi pantai memang sulit. Solusi di
atas memiliki resiko dan kekurangan masing-masing. Pemasangan alat pemecah
ombak tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi
mangrove pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya
tumbuh di daerah yang berlumpur.
Tetapi meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk
mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak
segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan
luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa pulau
terancam hilang.
7. Usaha Pencegahan Abrasi
Ada
beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi, diantaranya
yaitu:
a. Penanaman kembali hutan bakau
b. Pelarangan penggalian pasir pantai
c. Pembuatan pemecah gelombang
d. Pelestarian terumbu karang
e. Yaitu melalui rehabilitasi
lingkungan pesisir yang hutan bakaunya sudah punah, baik akibat dari abrasi itu
sendiri maupun dari pembukaan lahan tambak.
f. Perlu peraturan baik tingkat
pemerintah daerah maupun pusat yang mengatur pelarangan pasir pantai secara
besar besaran yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
g. Pemecah gelombang perlu dibuat di
pesisir-pesisir karena dapat mengurangi kekuatan gelombang yang menerjang
pantai. Gambar Pemecah Gelombang
h. Terumbu karang juga dapat berfungsi
mengurangi kekuatan gelombang yang sampai ke pantai. Oleh karena itu perlu
pelestarian terumbu karang dengan membuat peraturan untuk melindungi
habitatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk
batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es,
pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang
terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang
mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di. Demikian
pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan
jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.
Pencegahan erosi
merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain :
1.
Pengolahan Tanah
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
2.
Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai.
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai.
3.
Penghutanan Kembali
Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, seperti yang terlihat pada gambar
Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, seperti yang terlihat pada gambar
4.
Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang pinggir pantai.
5.
Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin
6.
Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.
Abrasi dan pencemaran pantai
merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di
atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang
dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena
mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat
terjadinya pemanasan global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk
diatasi karena kurangnya
kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang
sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai
akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah
yang permukaannya rendah akan tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah
ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat
menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat
mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang
ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan
ombak agar tidak mengikis pantai
B. Saran
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar