Rabu, 10 April 2013

A Question of Heart


Pertanyaan Hati

Hati itu terkadang membingungkan ..
Penuh teka-teki, terkadang menyesatkan namun ternyata berisi kebenaran.
Orang bilang cinta itu dari mata turun ke hati, tapi aku tak percaya itu :)

Saat aku bilang aku mencintai, aku mengatakannya dari hati ku mencintai dia. Saat ku bilang aku sayang, aku jujur merasakan itu. Aku bukan orang yang berkata seperti itu hanya untuk mendapatkan seorang pasangan atau hanya untuk dicintai orang.
Aku tahu memang ini sulit.
Jika seseorang berkata bahwa hatinya hanya untuk satu orang selamanya, itu omong kosong! Hati itu sebenarnya bisa bercabang, terutama saat memperoleh kenyamanan dan kasih sayang dari seseorang tetapi tak semuanya mengakui itu.
Bagiku, hati tak bisa dibohongi. Ketika kita merasa nyaman dengan seseorang, mungkin ada sedikit perasaan padanya sebenarnya itu tidak salah. Manusiawi. Bagian yang salah adalah ketika kita ingin memilikinya seutuhnya, kita menginginkan yang bukan milik kita. Mencoba masuk di antara dua jiwa yang saling mencintai.
Bagiku, kejujuran itu yang terpenting. Sebaiknya kita jujur pada diri kita, jujur pada hati dan perasaan kita sendiri. Bagaimana orientasi hati ini tertuju?
Dalam kasus ini, banyak pihak yang takut untuk jujur. Berbagai faktor dan resiko yang tak bisa diterimanya itulah yang membuat mereka sulit jujur akan perasaan mereka sendiri.
1.        Tidak ingin kehilangan dan dibenci orang yang mereka cintai secara diam-diam itu
2.     Tak sanggup menerima berbagai opini, gossip, cercaan, cemoohan dari orang-orang di sekitar mereka
3.      Takut kehilangan pasangan, teman, dan sahabat mereka akibat dianggap mendua ataupun “perebut” kekasih orang
Aku tidak memusingkan faktor-faktor di atas. Karena ku yakin kejujuran itu yang terbaik, meski menyakiti beberapa pihak tetapi tidak akan membuat adanya dendam.
Dan aku telah melakukannya. Sempat membuat beberapa pihak terkejut, tak menyangka, juga sakit hati. Namun akhirnya aku tak kehilangan mereka, semua baik-baik saja.
Saya berpikir itu baik, maka Tuhan mengizinkan segala sesuatu yang kulakukan jika baik.
Hati ini sebenarnya telah banyak teriris, tetapi ku mencoba sembuhkan lagi. Namun kejujuran ternyata sulit bagi sebagian orang. Mereka sulit jujur akan perasaan mereka. Mereka sakit hati padaku. Apakah itu salahku?
Tidak kan? Mengapa dulu kamu-kamu semua tak bisa menyayanginya? Mengapa dulu tak bisa menerimanya? Setelah dia tlah berpunya kalian masuk ke dalam kebahagiaan barunya dengan berbagai alasan.
Bukannya aku tak suka, beberapa mengatakan ku cemburu. Apakah itu salah? Aku tak sembarang cemburu. Aku tak cemburu pada alasan-alasan yang tidak jelas. Aku hanya ingin dijadikan sahabat yang bisa menjadi pasangan bicara.
Bukankah cinta itu persahabatan? J
Mungkin aku memang nyebelin, aku tak tahu diri, aku slalu berpikir sebagai satu-satunya wanita. Tetapi setidaknya aku selalu jujur akan hatiku sendiri. Aku tahu pasti pada siapa hatiku harus kuberi. Aku mengerti dimana posisiku.
Kekecewaan itu ada, jelas ada. Pada mereka-mereka yang dulu membenci tapi kini menyayangi (mungkin). Bila memang kalian tak ingin dia dimiliki katakan saja padaku. Jika memang rasa sayang kalian padanya lebih besar daripadaku, jujur saja. Maka aku takkan melanjutkan.
Ya .. Mungkin memang ku egois, ku tak serius menjalani hubungan, ku memaksakan seseorang tidak jadi diri sendiri. Mungkin memang seperti itu. Aku hanya ingin mengubahnya jadi lebih baik. Dan itu terbukti kan? Orang lain bisa menilai.
Kalian tak mau jadi kedukaan bagi orang lain tetapi dari apa yang diperbuat, bahasa tubuh, semua tercermin jelas.
Semua bisa melihat, merasakan, dan menganalisa apa yang terjadi.
Cuma butuh kejujuran, bukan permainan di belakang dan kata-kata manis di depan. Aku tetap mencintainya, kurasa begitu. Cinta itu bukan cinta jika tanpa airmata, tetapi ku takkan menangis karena perbuatan kalian. Aku menangis karena pertanyaan hati yang tak bisa kalian akui, tak bisa kalian sampaikan pada yang kalian cintai.
Dan ternyata aku cukup beruntung sempat memilikinya, meski saat ini aku sedang mengalah untuk yang dikatakan sebuah persaudaraan.



Tidak ada komentar: